Bacaan Alkitab hari ini:
Keluaran 20
Tuhan, Allah perjanjian, telah terbukti setia kepada janji-Nya. Sesudah mengeluarkan umat Israel dari penjajahan di Tanah Mesir (20:2), Allah memenuhi janji-Nya bahwa Musa dan umat Israel akan beribadah di Gunung Sinai (3:12). Setelah Sang Khalik mengeluarkan kaum keturunan Abraham, Ishak, dan Yakub dari perbudakan di Tanah Mesir, barulah Dia memberikan kesepuluh hukum Allah yang harus ditaati seluruhnya. Alkitab memberikan kesaksian bahwa Allah memberikan anugerah terlebih dahulu kepada bangsa Israel dengan mengeluarkan mereka dari penjajahan. Sesudah itu, barulah Dia memberikan kesepuluh firman untuk ditaati, bukan sebaliknya. Allah tidak memerintahkan umat Israel untuk taat sepenuhnya melakukan kesepuluh firman, baru Dia memberikan anugerah, melainkan anugerah Allah mendahului firman yang harus ditaati.
Pola yang sama dengan itu kita temukan di dalam Perjanjian Baru. Kristus datang untuk menggenapi anugerah keselamatan dari Allah kepada manusia. Dengan tegas, Kristus berkata, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup” (Yohanes 14:6). Selanjutnya, masih di perikop yang sama, Kristus berkata, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” (Yohanes 14:15). Pernyataan Kristus itu memperjelas sebuah kondisi yang harus dipenuhi, yaitu bahwa setiap orang yang menjadi murid Kristus dan mengasihi Dia, harus menaati firman-Nya.
Tidak sedikit orang yang salah sangka—baik orang Kristen maupun bukan Kristen—bahwa karena orang yang percaya kepada Kristus pasti selamat (Yohanes 10:28-29), maka orang Kristen boleh menjalani hidup dengan semaunya sendiri. Pemikiran yang demikan merupakan pemikiran yang salah. Di satu pihak, kepastian keselamatan di dalam Kristus merupakan anugerah (pemberian secara gratis) yang paling agung dari Allah kepada manusia. Di pihak lain, dari sisi Allah, ada harga yang mahal yang harus dibayar agar umat Allah bisa memperoleh anugerah tersebut, yaitu darah Sang Anak Domba Allah yang telah menebus dosa orang yang percaya kepada Kristus. Dengan demikian, setiap orang percaya memperoleh anugerah yang tidak murah yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah, dengan mendengarkan dan menaati seluruh firman-Nya. Soli deo Gloria! (Segala Kemuliaan hanya bagi Allah!) [Pdt. Emanuel Cahyanto Wibisono]