Bacaan Alkitab hari ini:
Keluaran 33:11-19
Keakraban dengan Allah bukan hanya terlihat dalam relasi Abraham dengan Allah, tetapi juga dalam relasi tokoh-tokoh iman yang lain dalam Alkitab. Salah seorang tokoh iman yang menonjol dalam Alkitab adalah Henokh. Keakrabannya dengan Allah membuat Henokh langsung diangkat (ke sorga) oleh Allah, sehingga ia tidak mengalami kematian (Kejadian 5:22-24; Ibrani 11:5).
Dalam bacaan Alkitab hari ini, keakraban antara Musa dengan Allah terungkap melalui perkataan, “Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya.” (Keluaran 33:11a). Peristiwa yang terjadi saat Allah memakai Musa untuk memimpin bangsa Israel keluar dari Tanah Mesir—yaitu menimpakan 10 tulah terhadap bangsa Mesir—merupakan rangkaian mujizat paling dahsyat yang pernah dilakukan oleh seorang nabi Allah. Bagi Musa, relasi dengan Allah amat penting, sehingga Ia tidak bersedia melaksanakan tugas memimpin bangsa Israel bila TUHAN tidak mau berjalan bersama-sama umat-Nya (33:15-17). Di satu sisi, keakraban Musa dengan Allah ini membuat Musa menjadi seorang nabi yang istimewa, khususnya dalam hal membuat tanda dan mujizat (Ulangan 34:10-12). Di sisi lain, keakraban Musa dengan Allah membuat Musa membela bangsanya saat Allah hendak melenyapkan bangsa Israel yang terus-menerus bersikap memberontak dan tidak mau memercayai Allah (Bilangan 14:11-23). Dalam Perjanjian Baru, kasih kepada umat Allah yang dilandasi oleh keakraban dengan Allah ini juga terungkap dalam perkataan Rasul Paulus, “aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani.” (Roma 9:3).
Tanpa keakraban dengan Tuhan, kita hanya akan berdoa untuk hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan diri kita sendiri. Tanpa keakraban dengan Tuhan, kita tidak akan berjuang dalam doa. Keakraban dengan Tuhan memungkinkan kita untuk mengenal isi hati Tuhan. Selanjutnya, pengenalan terhadap isi hati Tuhan membuat kita memahami apa yang perlu kita doakan. Relasi yang baik dengan Tuhan membuat pokok doa kita menjadi lebih luas karena doa kita akan berkaitan dengan rencana Tuhan dan kepentingan umat Tuhan. Hal-hal apa saja yang menjadi pokok doa Anda? Apakah pokok doa Anda telah melampaui batas-batas kepentingan pribadi Anda? Apakah isi doa Anda telah dilandasi oleh hubungan Anda dengan Allah? [P]