Dosa Keluarga Yakub (2)

Bacaan Alkitab hari ini:

Kejadian 38

Suatu hari, sebuah surat kabar memberitakan tentang pembunuhan sadis yang dilakukan seorang suami terhadap istrinya sendiri. Seperti tanpa rasa penyesalan sedikit pun, sang suami dengan tenang meninggalkan lokasi pembunuhan, lalu pulang ke rumah istri simpanannya, seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa.

Kebengisan seperti itulah kira-kira yang dilakukan oleh Yehuda. Seperti tanpa merasa berdosa setelah menjual Yusuf—adiknya sendiri— untuk dibawa ke Mesir sebagai budak, Yehuda dengan tenang meninggalkan saudara-saudaranya dan menikahi seorang perempuan Kanaan. Setelah sekian lamanya hidup memisahkan diri dari ayah dan saudara-saudaranya serta memiliki beberapa anak, tampak jelas bahwa Yehuda menikmati kebebasan dan kemakmuran dirinya sendiri tanpa peduli bahwa keberadaannya—sebagai keturunan langsung dari Yakub—dengan sendirinya mengharuskannya untuk ikut memikul tanggung jawab membentuk bangsa pilihan Tuhan. Malahan, tampak jelas bahwa Yehuda menikmati kegoisan dirinya dan tidak mempedulikan tanggung jawabnya. Akan tetapi, tidak ada dosa yang tidak menerima ganjaran!

Anak laki-laki Yehuda yang pertama (Er) dan yang kedua (Onan)adalah orang-orang yang jahat sehingga mereka dibunuh oleh Tuhan (38:7-10). Kematian kedua orang ini bisa kita pandang sebagai azab (siksaan atau hukuman Tuhan) yang teramat pedih pada keluarga Yehuda. Sang menantu (Tamar) yang sudah menjadi janda dan seharusnya dinikahkan dengan Syela (putra ketiga Yehuda) dipulangkan ke rumah ayahnya. Tamar merasa kesal sehingga dia membuat siasat untuk berzinah dengan Yehuda, mertuanya sendiri, dan mengandung serta melahirkan dua anak kembar: Zerah dan Peres. Kisah keluarga Yehuda ini suram, tetapi Tuhan justru memberikan anugerah dengan memasukkan Tamar dalam silsilah Yesus Kristus, Sang Mesias.

Tidak ada dosa yang tidak mendapat hukuman. Demikianlah pesan yang disampaikan Alkitab. Dosa yang tidak diselesaikan selalu menghasilkan dosa baru, demikianlah seterusnya. Sekalipun demikian, selain memberi hukuman, Allah juga menyediakan anugerah. Saat membaca kisah menyedihkan dalam keluarga Yakub, marilah kita bertobat dari dosa-dosa kita sambil mengingat bahwa anugerah Tuhan selalu tersedia bagi setiap orang yang mau datang kepada-Nya! [Sung]