Bilangan 36
Penaklukan wilayah sebelah Timur sungai Yordan membuat suku Ruben, suku Gad, dan setengah suku Manasye bisa lebih dulu mendapat tanah sebagai milik pusaka mereka. Di tanah tersebut, mereka bisa membangun kota untuk tempat tinggal, bercocok tanam dan menggembalakan ternak. Karena tanah tersebut merupakan milik pusaka, tanah tersebut tidak boleh dijual kepada suku Israel yang lain (berganti kepemilikan), sehingga tanah itu tetap menjadi milik masing-masing suku Israel. Masalah muncul saat seorang dari suku Manasye bernama Zelafehad—yang tidak memiliki anak laki-laki—mewariskan tanahnya kepada anak-anak perempuan (36:2). Secara normal, anak-anak perempuan itu akan menikah. Bila mereka menikah dengan suku lain, otomatis milik pusaka mereka akan beralih menjadi milik suku lain (suku suami mereka). Menghadapi kondisi seperti ini, Tuhan menetapkan peraturan bahwa anak-anak perempuan Zelafehad itu hanya diizinkan untuk menikah dengan pria dari sesama suku Manasye. Dengan demikian, tanah yang menjadi milik pusaka suku Manasye tidak beralih menjadi milik pusaka suku lain.
Bagi sembilan setengah suku Israel yang belum mendapat tanah sebagai milik pusaka, adanya milik pusaka itu masih merupakan suatu pengharapan yang harus diperjuangkan. Bagi orang percaya di luar bangsa Israel, kita memang tidak memiliki tanah yang menjadi milik pusaka. Akan tetapi, penulis kitab Ibrani menyebut tentang warisan tanah yang berbeda, yaitu tanah air sorgawi (Ibrani 11:16) yang akan menjadi milik pusaka setiap orang percaya. Di sanalah kita akan tinggal bersama dengan Tuhan selama—lamanya. Tanah pusaka itu tidak bisa diperjualbelikan dan pasti akan menjadi milik kita (bandingkan dengan Yohanes 14:2). Sama seperti bangsa Israel yang harus mempercayai dengan iman bahwa Allah telah menyediakan milik pusaka bagi mereka di Tanah Kanaan, demikian pula kita memerlukan iman untuk bisa meyakini bahwa Allah telah menyediakan tanah air sorgawi bagi kita. Dengan iman, kita bisa meyakini bahwa Tuhan pasti akan menggenapi janji-Nya dan bahwa Tuhan Yesus pasti akan datang kembali untuk menjemput setiap orang yang percaya kepada-Nya (bandingkan dengan 1 Tesalonika 4:14-17). Sementara kita menanti penggenapan janji di atas, jalanilah hidup yang berkenan kepada-Nya! [GI Roni Tan/ GI Purnama]