Efesus 4:1-6
Hasil studi berkelanjutan dari dewan gereja-gereja sedunia, meng-hasilkan suatu dokumen yang diberi judul “The Church Towards a Common Vission”. Dokumen ini sangat bermanfaat untuk mendorong gereja-gereja di Indonesia menggumuli bersama pemahaman tentang gereja dan misi gereja dalam masyarakat Indonesia yang majemuk serta menyikapi perubahan zaman yang begitu cepat. Gereja-gereja di Indonesia merupakan bagian dari gereja di semua belahan dunia. Gereja adalah tubuh Kristus yang utuh. Gereja harus bersatu untuk meng-hadirkan tanda-tanda kerajaan Allah di tengah realitas dunia yang ditandai konflik dan perpecahan. Gereja terpanggil dalam visi bersama untuk hadir dalam pergumulan-pergumulan dan ikut berperan memberi solusi untuk kemaslahatan (kebaikan) dunia. Gereja-gereja sedunia bagaikan arak-arakan oikumene (tanpa dibatasi oleh denominasi gereja) menuju suatu panggilan bersama demi kemuliaan Allah.
Dalam cakupan yang lebih kecil, setiap gereja lokal mempunyai visi tersendiri. Visi gereja lokal diberikan Tuhan kepada setiap komunitas anak Tuhan dalam suatu gereja. Kepada jemaat Efesus, Rasul Paulus memaparkan “visi“ yang secara umum harus dihayati dan dilakukan oleh setiap gereja: Pertama, setiap gereja harus mengajar jemaatnya untuk hidup berpadanan dengan panggilan sebagai pengikut Kristus (Efesus 4:1). Hidup berpadanan dengan panggilan adalah hidup berintegritas (ada kesamaan antara pengetahuan dengan perbuatan atau perilaku sehari-hari). Kedua, gereja harus bersatu. Setiap anggota gereja harus memiliki semangat kesatuan, Tanpa kesatuan, gereja tidak akan bisa berfungsi dengan baik. Sadarilah bahwa bersatu itu tidak harus berarti seragam. Bersatu bisa dilakukan dalam keberagaman. Kesatuan harus dipelihara (Efesus 4:3; Yohanes 17:21), bukan hanya secara internal dalam sebuah gereja, tetapi juga secara eksternal bersama gereja lain.
Kesatuan gereja dan kehidupan yang berpadanan dengan panggilan sebagai seorang Kristen akan menghadirkan tanda-tanda kerajaan Allah dalam dunia yang sudah rusak ini. Di dunia yang sudah rusak Inilah, gereja harus bergandeng tangan untuk menghadirkan shalom Allah (damai sejahtera Allah) dalam dunia. Sudahkah kita hidup berpadanan dengan panggilan kita? Sudahkah kita hidup dalam kesatuan sebagai satu tubuh, yaitu tubuh Kristus? [GI Laazar Manuain]