Bacaan Alkitab hari ini:
Kejadian 7-8
Dalam mitologi Timur Dekat Kuno (Babilonia), terdapat juga kisah tentang air bah yang meliputi bumi. Adanya catatan tentang peristiwa ini dalam dunia kuno dari bangsa lain selain bangsa Israel menjadi salah satu konfirmasi bahwa peristiwa air bah benar-benar terjadi dalam sejarah. Namun, yang membedakan catatan Alkitab dengan mitologi Timur Dekat Kuno adalah alasan di balik terjadinya air bah di bumi. Alasan terjadinya air bah di bumi menurut catatan literatur dunia kuno adalah karena para dewa/i merasa terganggu oleh suasana ribut yang muncul saat populasi manusia semakin bertambah banyak, sehingga para dewa/i tidak bisa beristirahat (tidak bisa menikmati ketenangan). Namun, dalam Kitab Kejadian, Alkitab mencatat bahwa Tuhan Allah menghukum manusia dan segala yang hidup di bumi dengan air bah karena bertambahnya dosa dan kejahatan di bumi serta karena kecenderungan hati manusia adalah jahat. Bertambahnya dosa membuat manusia yang diciptakan menurut gambar Allah mencemarkan dan menodai kemuliaan Allah. Hidup manusia tidak lagi sesuai dengan tujuan Allah menciptakan manusia, yaitu agar manusia memuliakan Allah. Inilah yang membuat Allah marah!
Peristiwa air bah mengajarkan sebuah kebenaran teologis, yaitu bahwa dosa adalah sesuatu yang serius di mata Allah. Para pelaku dosa dan kejahatan harus dihukum. Bagi Allah, konsekuensi dosa adalah pasti dan manusia berdosa tidak dapat lepas dari penghakiman Allah. Penghakiman Allah menjadi sesuatu yang sangat mengerikan. Namun, Allah sungguh luar biasa! Di balik murka dan penghakiman-Nya yang begitu dahsyat, Allah menunjukkan kasih dan anugerah-Nya yang besar kepada manusia. Ketika masa penghakiman melalui air bah telah selesai dan tiba waktunya bagi Nuh dan keluarganya—beserta semua hewan yang bersama mereka—keluar dari bahtera, Allah memberi perintah yang merupakan pengulangan mandat yang pernah diberikan sebelumnya kepada Adam dan Hawa, yaitu: “... supaya semuanya itu berkeriapan di bumi serta berkembang biak dan bertambah banyak di bumi.” (8:17; 1:21-22); “Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi. ...Beranakcuculah dan bertambah banyak, sehingga tak terbilang jumlahmu di atas bumi, ya, bertambah banyaklah di atasnya.” (9:1, 7; 1:28). Apakah hidup Anda di dunia ini telah memuliakan Allah? Allah sedih jika pertambahan yang banyak itu tidak memuliakan Dia. [Sung]