Kebahagiaan Manusia di dalam Allah

Bacaan Alkitab hari ini:

Kejadian 2:8-25

Allah membuat sebuah taman di Eden dan menempatkan manusia di sana. Eden bukan nama taman, melainkan sebuah wilayah yang besar, tempat taman itu berada. Di tengah-tengah taman di Eden itu, ada pohon kehidupan serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Eden berarti kemewahan atau kesenangan. Kemewahan atau kesenangan wilayah Eden terlihat dari adanya berbagai-bagai pohon yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya. Keterangan ini menjelaskan bahwa taman ini adalah taman pohon buah-buahan. Ada sungai yang mengalir dari wilayah Eden dan membasahi taman itu. Selanjutnya, sungai itu terbagi menjadi empat cabang: Pison, Gihon, Tigris, dan Efrat. Di tanah Hawila yang dilewati oleh sungai Pison terdapat emas yang baik, damar bedolah, dan batu krisopras.

Allah sengaja membuat sebuah taman di Eden supaya Adam tinggal di sana. Alkitab tidak menjelaskan bagaimana taman ini terbentuk. Jika diselaraskan dengan pasal 1, taman itu tercipta sebelum Adam diciptakan. Namun, jika mengikuti urutan cerita di pasal 2, taman itu dibuat setelah Adam diciptakan. Ada penafsir yang berpendapat bahwa taman di Eden itu diciptakan bukan untuk manusia, tetapi untuk Allah. Taman itu adalah bagian dari tempat suci Allah. Allah menempatkan manusia di taman itu supaya mereka “mengusahakan” dan “memelihara” taman itu. Hal ini berarti bahwa mereka harus “melayani” dan “menjaga”, seperti para imam dan orang Lewi yang bekerja (melayani dan menjaga) di Kemah Suci pada zaman Musa. Dalam bahasa asli Alkitab, kata “mengusahakan” dan “memelihara” itu menunjuk kepada apa yang harus manusia lakukan untuk Allah, bukan untuk dirinya sendiri. Kehadiran Allah adalah kunci yang membuat taman itu subur, sehingga taman itu bisa terus-menerus menghasilkan makanan untuk manusia.

Allah adalah sumber berkat yang berlimpah. Tujuan hidup manusia yang paling tinggi adalah memuliakan Allah dan menikmati Dia sampai selama-lamanya. Allah menginginkan manusia hidup bahagia (bagian dari menikmati Dia). Siapa pun Anda, berasal dari mana pun Anda, Anda hanya akan bahagia jika Allah hadir dalam hidup Anda. Apakah Anda sudah mengundang Dia untuk hadir dalam hidup Anda? Apakah Anda sudah memberikan hidup Anda kepada-Nya dan membiarkan Dia mengubah hidup Anda sehingga hidup Anda menjadi berarti? [Sung]