Gema

Reuni Keluarga Israel

Bacaan Alkitab hari ini:

Kejadian 43

Fokus pasal 43 adalah tentang inisiatif Yusuf—sang putra yang terbuang—untuk melakukan langkah-langkah rekonsiliasi (pemulihan hubungan) keluarga besar Yakub. Dalam konteks wabah kelaparan yang melanda dunia saat itu, tercetuslah sebuah ironi dahsyat: bangsa pilihan Allah turut menderita kelaparan dan harus memohon pertolongan orang asing (Mesir)—setidaknya itulah pemikiran mereka sebelum mengetahui bahwa yang mendapat kekuasaan untuk mengatur gandum di negeri asing tersebut adalah salah satu pewaris sah dari janji berkat bagi umat pilihan Allah.

Kisah dalam pasal ini dimulai dengan laporan bahwa bencana kelaparan masih melanda seluruh negeri dan persediaan gandum keluarga besar Yakub telah habis. Mau tidak mau, mereka harus kembali menghadap sang penguasa Mesir—yang menuntut kehadiran sang putra bungsu—untuk mendapatkan ransum secukupnya. Setelah melalui perdebatan kecil, akhirnya mereka berangkat ke Mesir dengan membawa uang tebusan dua kali lipat untuk mengalihkan perhatian sang penguasa dari adik bungsu mereka. Sayangnya, usaha mereka tidak berhasil. Mereka sangat terkejut saat melihat Simeon dikeluarkan dari tahanan dalam keadaan bugar, bahkan selanjutnya mereka semua mendapat jamuan makan dari sang penguasa. Saat melihat sang adik, Yusuf sangat terharu sehingga ia terpaksa mengundurkan diri guna mencari tempat untuk menangis. Pasal ini berakhir dengan reuni sederhana anak-anak Israel.

Dimuatnya kisah ini ke dalam Alkitab tentu saja memiliki makna yang jauh lebih mendalam dibandingkan sekadar nostalgia keluarga, karena kisah ini menyangkut dua prinsip penting: Pertama, kisah ini memperlihatkan pemeliharaan Tuhan yang luar biasa atas keluarga Yakub. Pasti tidak seorang pun di antara anak-anak Yakub saat itu yang menyangka bahwa mereka akan bisa bersatu kembali. Kedua, kisah ini mengingatkan kita bahwa Tuhan memelihara seluruh keluarga Yakub—dan secara khusus memelihara Yusuf—agar mereka bisa menjadi umat pilihan yang memancarkan berkat ke seluruh dunia. Sungguh luar biasa anugerah yang Tuhan berikan kepada keluarga Yakub sebagai wujud kesetiaan Tuhan akan janji-Nya. Allah kita adalah Allah yang setia. Apakah Anda telah berlaku setia pada-Nya? [Sung]

Petualangan Sang Putra Kesayangan (2)

Bacaan Alkitab hari ini:

Kejadian 41

Alkitab mencatat ada jeda waktu dua tahun pasca Yusuf berhasil menafsir mimpi kepala juru minuman dan juru roti. Hal ini berarti bahwa sudah dua tahun, ia dilupakan oleh sang juru minuman yang telah dibebaskan dan direhabilitasi. Dua tahun tentu saja bukan waktu yang singkat, apalagi jika jangka waktu dua tahun itu dihabiskan dengan kondisi terbelenggu dalam dinding penjara yang suram dan lembab. Akan tetapi, kita memahami bahwa dalam pandangan Tuhan, tidak ada kata terlambat bagi rencana-Nya yang mahaagung.

Alkisah, suatu malam, Firaun mendapat mimpi yang sangat menggelisahkan hatinya. Mimpi yang menggelisahkan tersebut bukan hanya satu, melainkan dua mimpi yang kurang lebih bertema sama dan sama-sama mengerikan! Firaun begitu gelisah, sehingga ia segera menitahkan agar semua ahli dan orang berilmu di Mesir dikumpulkan untuk diminta menjelaskan maksud mimpinya. Tentu saja tidak pernah ada ilmu di dunia ini yang bisa menerangkan apa maksud mimpi tersebut dan memang pada dasarnya tidak akan pernah ada seorang pun yang bisa menafsirkan mimpi orang lain. Di tengah kegalauan hatinya, tampillah sang juru minuman yang segera mengabarkan tentang sosok anak muda ahli tafsir mimpi dalam penjara yang bernama Yusuf. Singkat cerita, Yusuf dengan gamblang menjelaskan bahwa bukan dia yang ahli menafsirkan mimpi raja, namun Tuhanlah yang memberinya hikmat untuk menjelaskan mimpi Firaun. Nampak jelas bagi kita bahwa Tuhan telah mengatur jalan hidup Yusuf dari pecundang menjadi pahlawan, dari terpidana menjadi penguasa. Posisi Yusuf bahkan menjadi lebih tinggi dari Potifar, sang tuan yang menjebloskannya ke dalam penjara. Bahkan, Yusuf dapat dikatakan sebagai “juruselamat” umat manusia di sekitar Mesir (termasuk keluarganya sendiri) kala itu dengan hikmat yang Tuhan berikan padanya.

Kita dapat melihat karya tangan Tuhan yang luar biasa di dalam kehidupan Yusuf, suatu karya yang sulit dipahami pada awalnya. Namun, kesetiaan dan keyakinan Yusuf yang teguh kepada Tuhan membuat pada akhirnya, Yusuf dapat merasakan indahnya rencana Tuhan dalam hidupnya. Maukah Anda tetap taat dan setia pada Tuhan dalam periode terburuk kehidupan Anda? [Sung]

Tubuh Rohaniah Orang Percaya (Pasca Paskah)

Bacaan Alkitab hari ini:

1 Korintus 15:50-58

Rasul Paulus menutup pengajarannya tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan orang percaya dengan menegaskan ulang bahwa orang percaya harus mengalami kebangkitan tubuh supaya mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Daging dan darah yang membentuk tubuh jasmaniah yang dapat binasa ini tidak dapat masuk ke dalam dunia kekal. Melalui kasih karunia Allah, setiap orang percaya akan menerima sebuah tubuh rohaniah pada saat kebangkitan untuk memasuki dunia kekal. Selanjutnya, rasul Paulus menyampaikan dua hal berkaitan dengan pemberian tubuh rohaniah ini: Pertama, rahasia tentang waktu orang percaya mendapat tubuh kebangkitan (15:51). Saat nafiri terakhir berbunyi, yakni ketika Tuhan Yesus datang kembali ke dunia untuk kedua kali, orang yang sudah meninggal akan dibangkitkan untuk menerima tubuh rohaniah, sedangkan orang yang saat itu masih hidup, tubuh jasmaniahnya akan diubah dalam sekejap mata menjadi tubuh rohaniah. Karena tubuh rohaniah yang akan kita terima tidak akan binasa, maka sejak memiliki tubuh tersebut, kita sudah dilepaskan dari kuasa kematian yang sudah dikalahkan oleh Tuhan Yesus saat kebangkitan-Nya. Kedua, dorongan semangat untuk berdiri teguh, tidak goyah, dan giat selalu dalam pekerjaan Tuhan (15:58). Ketika menanti kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, orang percaya didorong untuk melayani Allah dalam tiga sikap, yakni “teguh” (artinya sebuah keyakinan yang kokoh akan kebenaran), “tidak goyah” (ditujukan kepada motivasi pelayanan yang tidak berubah, baik oleh pujian maupun kritikan atau celaan), dan “giat” (ditujukan kepada kualitas pelayanan yang berbuah banyak dengan mengandalkan kuasa kebangkitan Tuhan Yesus.

Kebenaran di atas mengingatkan kita akan betapa besarnya kasih dan anugerah Allah kepada kita. Allah bukan hanya mengampuni dosa kita melalui pengorbanan Tuhan Yesus, tetapi juga akan menyempurnakan keselamatan kita dengan memberi kita tubuh rohaniah yang mulia. Oleh karena itu, sebagai respons atas kasih dan anugerah Allah, rawatlah tubuh kita dengan baik sebagaimana perintah-Nya kepada kita untuk mempersembahkan tubuh ini sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada-Nya (Roma 12:1). Apakah Anda telah terbiasa merawat tubuh Anda, sehingga Anda tetap sehat untuk memuliakan Dia? Apakah Anda selalu waspada dalam memakai anggota tubuh Anda sehingga Anda dapat memuliakan nama-Nya? [TF]

Pengharapan Kekal Orang Percaya (Pasca Paskah)

Bacaan Alkitab hari ini:

1 Korintus 15:12-49

Kebangkitan Tuhan Yesus bukan hanya merupakan fakta sejarah yang terjadi di masa lampau, tetapi juga merupakan peristiwa yang menentukan perjalanan hidup manusia di masa depan. Kebangkitan Tuhan Yesus membawa pengharapan bagi orang percaya dalam dua hal:

Pertama, iman kepercayaan kita kepada Tuhan Yesus tidak sia-sia karena telah mendatangkan pengampunan dosa dan hidup yang kekal. Seandainya Tuhan Yesus tidak dibangkitkan, maka pengikut-Nya adalah orang-orang yang paling malang di dunia, karena iman mereka dibangun di atas sebuah kebohongan. Namun, karena Tuhan Yesus sungguh-sungguh telah bangkit, pengikut-Nya adalah orang yang paling berbahagia karena dosa mereka sudah diampuni. Sebaliknya, orang yang tidak percaya kepada-Nya adalah hamba dosa paling malang yang akan menghadapi penghukuman. Setelah diampuni dosanya dan diperlengkapi dengan kuasa kebangkitan Tuhan Yesus, orang percaya seharusnya memiliki kehidupan baru dan tidak kembali menghambakan diri kepada berbagai macam dosa (15:35-36).

Kedua, orang percaya akan mengalami kebangkitan tubuh seperti yang dialami oleh Tuhan Yesus. Sebagai Raja atas segala sesuatu, Tuhan Yesus menaklukkan kematian dengan bangkit dari kematian, sebagai yang sulung bagi orang yang telah meninggal. Sama seperti kematian masuk ke dunia dan menguasai umat manusia lewat dosa Adam, demikian juga kemenangan atas dosa dan pengharapan akan kebangkitan dikaruniakan kepada umat manusia melalui kebangkitan Tuhan Yesus (15:20-23). Pada saat kebangkitan, orang percaya akan menerima tubuh sorgawi dari Allah, yakni tubuh rohani yang mulia, tidak binasa, dan penuh kekuatan (15:35-49). Dengan tubuh sorgawi tersebut, kita akan menikmati kehidupan kekal bersama Allah di sorga.

Karena pengharapan sejati kita adalah suatu kehidupan kekal dalam tubuh kebangkitan bersama Allah di sorga, kita harus sadar bahwa hidup kita di bumi ini hanya sementara. Seperti seorang musafir, kita sedang melakukan perjalanan sementara di atas bumi untuk mencapai kehidupan kekal di sorga. Oleh karena itu, kita harus bijak melewati hari-hari di atas bumi, tidak boleh bersikap seolah-olah kita akan selamanya tinggal di atas bumi ini. Bagaimanakah Anda bisa memanfaatkan hari-hari yang sementara di atas bumi ini untuk melayani Allah dan menjadi berkat bagi sesama? [TF]

Injil Adalah Kabar Baik bagi Dunia (Pasca Paskah)

Bacaan Alkitab hari ini:

1 Korintus 15:1-11

Injil adalah kabar baik yang menceritakan keselamatan yang Allah sediakan bagi umat manusia melalui Tuhan Yesus. Dalam bacaan hari ini, Rasul Paulus mengingatkan orang percaya di kota Korintus bahwa mereka telah diselamatkan oleh Injil. Oleh karena itu, mereka harus berpegang teguh pada Injil saat menghadapi segala sesuatu yang terjadi dalam hidup mereka. Selanjutnya, rasul Paulus mengingatkan bahwa Injil yang ia beritakan berisi dua hal yang berpusat pada diri Tuhan Yesus:

Pertama, bahwa Tuhan Yesus telah mati dan dikuburkan. Tuhan Yesus mati bukan karena dosa-Nya sendiri, melainkan karena dosa umat manusia, sesuai dengan Kitab Suci. Artinya, Kitab Suci mengajarkan bahwa pengampunan dosa hanya terjadi jika ada penumpahan darah (Imamat 4:1-35; Ibrani 9:22). Ketika Tuhan Yesus mati di kayu salib, Ia mempersembahkan diri-Nya sebagai korban penghapus dosa dan menumpahkan darah-Nya. Sesuai dengan Kitab Suci, darah-Nya yang tertumpah telah memuaskan tuntutan keadilan Allah atas dosa umat manusia, sehingga Allah mengampuni dosa setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus (Roma 3:23-26).

Kedua, bahwa Tuhan Yesus telah bangkit dari kematian pada hari ketiga. Kebangkitan Tuhan Yesus adalah fakta sejarah karena Ia menampakkan tubuh kebangkitan-Nya kepada sejumlah orang dalam beberapa kesempatan, yakni kepada para murid, lima ratus orang sekaligus, dan terakhir kepada rasul Paulus. Rasul Paulus memberi kesaksian bahwa melalui pertemuan tersebut, kuasa kebangkitan Tuhan Yesus telah mengubahnya dari seorang yang paling hina—karena telah menganiaya orang percaya—menjadi seorang yang melakukan sebuah tugas mulia, yakni menjadi seorang pekabar Injil.

Sama seperti jemaat di Korintus dan rasul Paulus, kita juga sudah diselamatkan dan diubah oleh Allah ketika kita percaya kepada Injil. Kematian Tuhan Yesus telah mengampuni kita dari dosa. Kuasa kebangkitan-Nya telah mengubah hidup kita menjadi bermakna. Perubahan terbesar apa yang terjadi dalam hidup Anda setelah Anda percaya kepada Tuhan Yesus? Apakah Anda senang menceritakan perubahan tersebut kepada orang-orang di sekitar Anda, supaya mereka mengalami anugerah keselamatan yang sama? Allah ingin agar kita aktif mengabarkan Injil kepada dunia yang sudah rusak dan sedang menderita karena kuasa dosa. Hanya Injil yang berkuasa mengubah dunia ini menjadi lebih baik. Tanpa Injil, dunia ini akan binasa. [TF]

Tuhan Yesus Memberi Amanat Terakhir (Pasca Paskah)

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 28:16-20

Kitab Injil Matius dimulai dan ditutup dengan tema yang sama, yakni Tuhan Yesus adalah Mesias yang dijanjikan Allah, yang datang untuk menjadi Juruselamat dunia. Setelah memaparkan genapnya keselamatan bagi umat manusia melalui kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus, Injil Matius ditutup dengan pernyataan terakhir-Nya. Pernyataan yang merupakan puncak dari kitab ini berisi tiga hal: Pertama, sebuah pengakuan terbesar, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi” (28:18). Pengakuan yang menempatkan Tuhan Yesus sebagai Penguasa sorga dan bumi ini menuntut respons dari para pembaca. Orang yang menerima Dia akan mendapat pengampunan dosa dan hidup yang kekal, sedangkan orang yang menolak Dia akan menerima hukuman dari-Nya.

Kedua, sebuah perintah terbesar, “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu” (28:19-20a). Perintah ini mengamanatkan setiap orang percaya untuk pergi dan menjadikan semua bangsa murid Tuhan Yesus dengan cara mengabarkan kematian dan kebangkitan-Nya, mengajarkan segala yang diperintahkan-Nya dan membaptis orang percaya sebagai bukti komitmen untuk menjadi murid-Nya.

Ketiga, sebuah janji terbesar: “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (28:20b). Sesuai dengan nama-Nya, yakni Imanuel yang berarti Allah beserta kita (1:23), Tuhan Yesus menyertai umat-Nya hingga akhir zaman dengan mengutus Roh Kudus yang turun ke atas orang percaya pada hari Pentakosta (Kisah Para Rasul 2:1-13). Kehadiran Roh Kudus selain memampukan orang percaya untuk mengabarkan kabar baik tentang Tuhan Yesus, juga menyertai mereka untuk menjalankan kehidupan yang penuh kemenangan.

Pernyataan di atas meneguhkan iman kita bahwa Tuhan Yesus sungguh adalah Allah Penguasa sorga dan bumi. Oleh karena itu, kita tidak hanya menerima-Nya sebagai Juruselamat, tetapi juga sebagai Tuhan yang menguasai dan mengendalikan hidup kita. Apakah Anda sudah menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat yang mengampuni dosa Anda? Dengan bersandar kepada kuasa dan penyertaan Roh Kudus, kita dengan yakin mengabarkan kabar baik tentang keselamatan yang sudah digenapkan oleh Tuhan Yesus. Sudahkah Anda mewartakan kabar baik ini kepada orang-orang di sekitar Anda? [TF]

Tuhan Yesus Bangkit dari Kematian (Paskah)

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 28:1-15

Dua orang bernama Maria pagi-pagi buta datang ke kuburan Tuhan Yesus setelah hari Sabat lewat. Kemungkinan, mereka ingin menyelesaikan perawatan mayat Tuhan Yesus yang dilakukan secara buru-buru sebelum dikuburkan. Tak disangka bahwa mereka tidak menemukan mayat Tuhan Yesus, karena Ia sudah bangkit. Bacaan hari ini mengungkapkan dua kebenaran tentang kebangkitan Tuhan Yesus. Pertama, kebangkitan Tuhan Yesus adalah fakta sejarah. Untuk membuktikan kebangkitan Tuhan Yesus, penulis menampilkan sejumlah saksi mata dengan identitas yang jelas, yakni dua perempuan pengikut Tuhan Yesus dan para serdadu yang ditugaskan untuk menjaga kuburan-Nya. Bukti lain adalah kuburan kosong yang setiap saat dapat dikunjungi oleh siapa pun juga. Kedua bukti obyektif di atas telah menyangkal kebohongan yang diciptakan oleh para imam kepala dan tua-tua bahwa mayat-Nya dicuri oleh para murid sewaktu para serdadu penjaga sedang tertidur. Kedua, Tuhan Yesus bangkit secara jasmaniah. Malaikat Tuhan memberi tahu kedua perempuan tersebut bahwa Tuhan Yesus sudah bangkit. Selanjutnya, mereka masuk ke kuburan-Nya dan melihat bahwa mayat-Nya sudah tidak berada di sana. Dalam perjalanan untuk mewartakan berita ini kepada para murid, kedua perempuan tersebut bertemu dengan Tuhan Yesus yang tidak hanya berbicara dengan mereka, tetapi juga mengizinkan kaki-Nya dipeluk. Fakta bahwa kedua perempuan tersebut mengenal-Nya membuktikan bahwa Tuhan Yesus bangkit dalam tubuh yang sama dengan tubuh ketika Ia mati.

Berdasarkan dua kebenaran di atas, kita dapat meyakini bahwa Tuhan Yesus bangkit pada hari ketiga setelah kematian-Nya. Kita juga dapat menyangkal pengajaran salah yang berkaitan dengan kebangkitan Tuhan Yesus, baik teori yang mengajarkan bahwa Tuhan Yesus tidak pernah bangkit karena Ia sebenarnya sedang pingsan ketika dikuburkan maupun teori yang mengajarkan bahwa para murid berhalusinasi bahwa Tuhan Yesus telah bangkit atau bahwa Tuhan Yesus hanya bangkit secara rohani atau semangat, tidak secara fisik.

Kebangkitan Tuhan Yesus telah mengalahkan musuh terbesar umat manusia, yakni kematian. Karena itu, kita memiliki pengharapan dan kekuatan untuk mengalahkan segala tantangan dan kesulitan. Tantangan kehidupan terbesar apakah yang sedang Anda hadapi sekarang? Dengan bersandar kepada kuasa kebangkitan Tuhan Yesus, yakinlah bahwa kita dapat mengalahkan semua tantangan dan kesulitan. [TF]

Tuhan Yesus Dikuburkan (Pra-Paskah)

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 27:57-66

Menurut hukum Romawi, mayat yang mati disalib boleh diambil oleh keluarga atau kerabat untuk dikuburkan. Jika tak ada yang mengambil, mayat itu akan dibiarkan menjadi makanan anjing liar. Sementara itu, menurut hukum Taurat, mayat orang yang mati dihukum gantung tak boleh dibiarkan tergantung semalam-malaman (Ulangan 21:22-23). Kemungkinan, dengan alasan itu, Yusuf dari Arimatea menghadap Pilatus ntuk meminta izin menurunkan mayat Tuhan Yesus dan menguburkan-Nya di kuburannya yang baru. Tindakan Yusuf mengajarkan bahwa pelayanan tidak mengenal kata terlambat. Meskipun Tuhan Yesus sudah mati, Yusuf tetap mengambil kesempatan terakhir untuk melayani-Nya. Yusuf memanfaatkan kekayaan dan statusnya sebagai anggota Majelis Besar (Luk. 23:50) untuk menghadap Pilatus, sehingga ia dapat menguburkan mayat Tuhan Yesus.

Tindakan Yusuf bertolak belakang dengan tindakan para imam dan orang Farisi. Mereka juga menghadap Pilatus, namun dengan tujuan berbeda. Kebencian pada Tuhan Yesus membutakan mata mereka dari kebenaran, sehingga mereka melakukan tindakan yang tidak masuk akal. Mereka melanggar hukum Taurat dengan datang ke tempat Pilatus pada hari Sabat, yakni sesudah hari persiapan (27:62). Ironisnya, mereka mengingat perkataan Tuhan Yesus tentang kebangkitan-Nya pada hari ketiga, namun mereka tidak percaya dan mencurigai bahwa para murid akan datang mencuri mayat Tuhan Yesus. Atas permintaan mereka, Pilatus mengirim para penjaga ke kubur Tuhan Yesus untuk memeterai dan menjaganya. Tindakan tersebut sebenarnya sia-sia karena para murid sudah dilanda ketakutan yang besar dan menyembunyikan diri, sehingga mereka tidak mungkin keluar untuk mencuri mayat Tuhan Yesus. Sebaliknya, tidak mungkin ada kekuatan yang mampu melawan kuasa Allah yang membangkitkan Tuhan Yesus, termasuk para penjaga, meterai, dan batu besar penutup kubur.

Kisah Yusuf dari Arimatea mengajar kita untuk memanfaatkan semua potensi kita guna melayani Allah. Selagi masih ada kesempatan, persembahkanlah jabatan, harta, karier, dan potensi kita yang lain untuk memuliakan Allah. Apakah Anda selalu memakai kesempatan untuk melayani Allah? Sebaliknya, kisah para pemimpin agama Yahudi mengingatkan kita untuk tidak melawan kehendak Allah dalam kehidupan, agar usaha kita tidak berakhir sia-sia. Adakah ada sesuatu di dalam kehidupan Anda saat ini yang bertentangan dengan kehendak Allah? [TF]

Tuhan Yesus Disalibkan dan Mati (Jumat Agung)

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 27:32-56

Bacaan Alkitab hari ini menceritakan kisah paling mulia dan paling agung yang pernah terjadi dalam sejarah. Karena kasih-Nya, Tuhan Yesus yang tidak berdosa dengan taat menyerahkan tubuh-Nya, mengalami siksaan salib, dan menyerahkan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi dosa umat manusia. Bacaan Alkitab hari ini mengandung dua kebenaran:

Pertama, kematian Tuhan Yesus adalah fakta sejarah. Penulis menampilkan bukti lengkap yang menunjukkan bahwa penyaliban dan kematian Tuhan Yesus adalah peristiwa nyata dalam sejarah, bukan fiksi. Selain menceritakan lokasi dan waktu kejadian secara persis, penulis menggambarkan secara rinci perjalanan Tuhan Yesus memikul salib menuju Golgota, proses penyaliban, penjagaan oleh tentara di bawah salib, hingga kematian-Nya. Bukti sejarah lain yang tak terbantahkan adalah adanya daftar panjang saksi mata dengan latar belakang berbeda dari peristiwa tersebut. Para saksi mata hadir di sana dengan berbagai kepentingan, mulai dari Simon dari Kirene yang dipaksa memikul salib, para tentara yang menjalankan tugas, para pemimpin agama yang membenci Dia, para penyamun yang disalib bersama-Nya, hingga para pengikut-Nya, yakni para murid dan beberapa perempuan, termasuk ibu-Nya sendiri. Semua bukti sejarah di atas dengan tegas mengonfirmasi bahwa kematian Tuhan Yesus adalah fakta sejarah.

Kedua, kematian Tuhan Yesus lebih dari sekadar kematian manusia biasa. Kematian-Nya menggoncangkan alam semesta melalui peristiwa supernatural, yakni gempa bumi, bukit terbelah, kuburan terbuka dan orang kudus bangkit, serta matahari berhenti bersinar selama tiga jam (lihat Luk. 23:44). Kematian tersebut memulihkan relasi antara manusia dengan Allah yang ditandai dengan terbelahnya tabir Bait Suci dari atas hingga ke bawah, sebuah simbol berakhirnya era persembahan korban dan dimulainya era anugerah. Dengan mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban penebus dosa, Tuhan Yesus membuka sebuah akses baru bagi setiap orang percaya untuk dapat datang kepada Allah.

Kita tidak hanya patut bersyukur untuk kematian Tuhan Yesus yang telah membayar lunas hutang dosa kita, tetapi kita juga perlu mengabarkan kasih dan kematian-Nya kepada orang yang belum percaya kepada-Nya. Sudahkah Anda bersyukur untuk kematian Tuhan Yesus bagi Anda? Sudahkah Anda mengabarkan kematian-Nya untuk menebus dosa umat manusia? [TF]

Dia Mengalahkan Kejahatan dengan Kebaikan (Masa Sengsara)

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 26:47-75

Tiga cerita berbeda yang kita baca hari ini memiliki kesamaan, yakni ketiganya menceritakan bahwa Tuhan Yesus membalas kejahatan dengan kebaikan:

Dalam cerita pertama (26:47-56), Tuhan Yesus menunjukkan kasih-Nya yang tak terbatas kepada Yudas yang tak mau bertobat meskipun sudah beberapa kali diperingatkan. Ketika dikhianati Yudas secara licik melalui sebuah ciuman, Tuhan Yesus membalas dengan sapaan penuh kasih, “Hai teman” (26:50). Tuhan Yesus juga melakukan kebaikan kepada rombongan besar yang datang menangkap-Nya dengan pedang dan pentung, khususnya menyembuhkan telinga seorang hamba Imam Besar yang putus karena dipotong oleh Petrus (26:51; Lukas 22:50-51). Sikap dan tindakan Tuhan Yesus yang penuh kasih dan kuasa tersebut seharusnya menyadarkan Yudas dan rombongan orang banyak sehingga mereka bertobat. Namun, kesempatan baik ini mereka lepaskan begitu saja.

Dalam cerita kedua (Matius 26:57-68), Tuhan Yesus menghadapi pengadilan yang tidak adil. Meskipun telah menghalalkan segala cara, mulai dari tuduhan palsu, kesaksian palsu, hingga intimidasi fisik berupa ludah, tinju, dan pukulan, para pembenci Tuhan Yesus tetap tidak menemukan kesalahan apa pun dari-Nya. Saat diperlakukan secara tidak manusiawi seperti itu, Tuhan Yesus justru mengabarkan kabar baik kepada mereka, bahwa Ia adalah Mesias yang akan duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan akan datang sebagai Hakim pada akhir zaman. Bukannya bertobat, para pemuka agama justru menjatuhkan hukuman mati atas-Nya karena kabar baik tersebut.

Dalam cerita ketiga (26:69-75), Tuhan Yesus menunjukkan simpati yang mendalam kepada Petrus yang tiga kali menyangkal-Nya. Petrus sebenarnya sudah diperingatkan oleh Tuhan Yesus, namun ia tetap tidak waspada dan tidak sadar bahwa ia telah mengkhianati Gurunya. Dalam kondisi demikian, Tuhan Yesus memalingkan wajah-Nya dan memandang Petrus (baca Lukas 22:61). Pandangan inilah yang menyadarkan Petrus sehingga ia begitu menyesal dan menangis dengan sangat sedih.

Bacaan hari ini menjadi peringatan bahwa kita juga memiliki pengalaman yang sama dengan para tokoh di atas, meskipun dalam bentuk kesalahan yang berbeda. Saat ini, apakah ada sikap atau perilaku Anda yang tidak berkenan kepada Allah? Apakah Anda sedang jatuh dalam dosa tertentu? Selagi pintu pertobatan masih terbuka, segeralah bertobat supaya Anda tidak dihukum Allah. [TF]