Gema

Panggilan Menjadi Murid Yesus Kristus

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 4

Matius 4 diawali dengan pencobaan Tuhan Yesus di padang gurun (4:1-11) yang memperlihatkan bahwa Yesus Kristus adalah 100% manusia yang bisa dicobai, namun juga 100% Allah yang tidak dapat berdosa. Kemudian, Matius memperlihatkan kembali bahwa kehadiran Kristus menggenapi nubuat nabi Yesaya (bandingkan 4:15-16 dengan Yesaya 9:1-2). Yesus Kristus memulai rangkaian pelayanan-Nya dengan memberitakan kabar keselamatan (4:17). Bagaimana kabar keselamatan itu bisa sampai ke seluruh dunia dan efektif sampai saat ini? Strategi Tuhan Yesus bukan seperti Rambo yang berperang sendirian, tetapi Ia mempersiapkan murid-murid untuk mengikut Dia (pemuridan). Dia berkata kepada mereka, “Ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia” (4:19).

Panggilan mengikut Kristus adalah panggilan bagi setiap orang Kristen. Ada tiga hal yang perlu kita perhatikan: Pertama, panggilan “Ikutlah Aku” adalah panggilan untuk mengikut Kristus. Mengikut Kristus berarti menjadikan Yesus Kristus sebagai Tuhan yang berkuasa atas kehidupan kita dan menjadikan Dia sebagai teladan hidup satu-satunya. Semakin hari, seharusnya, seorang murid makin menyerupai gurunya, yaitu Yesus Kristus. Kedua, perkataan “kamu akan Kujadikan” menunjukkan bahwa menjadi murid Kristus tidak terjadi secara instan, tetapi harus melalui proses transformasi yang dikerjakan oleh Yesus Kristus dalam hidup kita. Selama mengikut Kristus, apakah Anda mengalami perubahan menjadi semakin mirip dengan Yesus Kristus? Ketiga, perkataan menjadi “penjala manusia” berarti ada harga yang harus dibayar untuk menjadi pengikut Kristus. Bagi Petrus, Andreas, Yohanes dan Yakobus, menjadi penjala manusia berarti meninggalkan profesi sebagai nelayan (Markus 1:20). Artinya, fokus utama hidup mereka bukan lagi sekadar memupuk harta dan mengurus keluarga, melainkan menjadi murid Yesus Kristus, dan selanjutnya mereka harus memuridkan orang lain lagi.

Sebutan “Kristen” adalah sebutan yang pertama kali digunakan untuk menunjuk kepada murid-murid Kristus di Antiokia (Kisah Para Rasul 11:26). Semula, sebutan ini merupakan hinaan terhadap para murid Kristus yang hidupnya meniru Kristus. Mereka rela menderita seperti Kristus agar Injil tersampaikan. Apakah Anda sudah terlibat dalam proses pemuridan di gereja Anda? Apakah ada orang yang sedang Anda doakan, usahakan, dan perjuangkan agar bisa menjadi murid Kristus? [P]

Berharga di Hadapan Allah

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 3

Setelah menjelaskan identitas Tuhan Yesus sebagai Mesias yang menggenapi nubuat Perjanjian Lama, Matius secara cepat melewati kehidupan masa kecil Tuhan Yesus untuk memusatkan perhatian pada persiapan dan pelayanan Tuhan Yesus. Matius mencatat tiga peristiwa dalam persiapan pelayanan Tuhan Yesus, yaitu kisah Yohanes Pembaptis (3:1-12), pembaptisan Tuhan Yesus (3:13-17), dan pencobaan Tuhan Yesus di padang gurun (4:1-11). Saat pembaptisan Yesus Kristus, Allah Bapa menyatakan, “Inilah anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” (3:17). Apa yang membuat Allah Bapa berkenan kepada Yesus Kristus (Allah Anak)? Bukankah Tuhan Yesus belum melakukan pelayanan untuk Allah Bapa? Allah Bapa berkenan kepada Tuhan Yesus karena relasi yang terjalin antara Tuhan Yesus—Sang Allah Anak—dengan Allah Bapa, bukan karena apa yang telah Tuhan Yesus lakukan bagi Allah Bapa.

Di dunia yang penuh persaingan saat ini, sering kali rasa berharga hidup manusia ditentukan oleh apa/siapa yang dimiliki atau apa yang bisa dihasilkan. Manusia mengukur dirinya berharga bukan dari penilaian Allah, tetapi dari persepsi manusia atas prestasi atau koleksi yang dia miliki. Oleh karena itu, saat manusia tidak dapat mencapai standar yang dianggap berharga oleh dunia, tidak mengherankan bila manusia kehilangan harga diri dan alasan mengapa dia ada dalam dunia. Dari relasi antara Tuhan Yesus dengan Allah Bapa, kita bisa melihat bahwa satu-satunya alasan yang kokoh agar kita bisa merasa berharga dalam hidup ini adalah kesadaran bahwa kita adalah anak-anak Allah yang dikasihi dan diterima Allah apa adanya. Kita—yang semula adalah musuh Allah—telah diperdamaikan oleh Tuhan Yesus dan kita telah diadopsi menjadi anak-anak Allah. Inilah keunikan kekristenan: relasi kita dengan Tuhan seperti relasi anak dengan bapak. Seorang anak—meskipun cacat—sangat berharga bagi orang tuanya karena adanya relasi orang tua-anak.

Apa yang membuat Anda merasa berharga? Jika kita kehilangan pekerjaan, harta, kesehatan, pelayanan, keluarga, apakah kita masih menganggap diri kita berharga? Hidup manusia berharga bukan karena harta dan kuasa yang ia miliki, tetapi semata-mata karena penilaian Sang Pencipta—yaitu Allah—yang memandang diri kita berharga. Apa pun penilaian dunia terhadap diri kita, harga diri anak-anak Tuhan seharusnya hanya disandarkan pada penilaian Allah. [FL]

Mesias Seluruh Umat Manusia

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 2

Matius memaparkan bahwa Yesus Kristus menggenapi nubuat tentang Mesias yang dilahirkan di Bethlehem (bandingkan 2:5-6 dengan Mikha 5:2) dan mengungsi ke Mesir (bandingkan 2:13-15 dengan Hosea 11:1).

Matius 2 mengajarkan dua hal penting kepada kita: Pertama, rencana keselamatan Allah tidak dapat digagalkan oleh apa pun dan siapa pun. Meskipun Raja Herodes—si penguasa yang kuatir kekuasaannya tersaingi—berusaha membunuh Yesus Kristus dengan memakai siasat licik untuk menemukan Sang Mesias (2:5-7) serta melakukan tindakan keji membunuh semua bayi di Bethlehem yang berusia kurang dari dua tahun (2:16), tetapi Allah jauh melebihi kepintaran dan kelicikan manusia (lihat 2:12, 14, 19-20). Kedua,Tuhan Yesus bukanlah Mesias untuk satu suku bangsa saja, melainkan untuk seluruh umat manusia. Sungguh disayangkan bahwa para imam dan para ahli Taurat—orang Israel yang tahu betul bahwa Mesias akan lahir di Bethlehem—tidak mau pergi mencari Sang Mesias. Sebaliknya, orang Majus—yang bukan orang Israel—yang mencari dan akhirnya menemukan serta menyembah Sang Mesias itu. Kabar baik tentang keselamatan (berita Injil) bukan hanya milik orang Yahudi atau satu suku bangsa saja. Hal ini terlihat dari kenyataan bahwa berita tentang kelahiran Sang Mesias itu pertama-tama disampaikan kepada orang Majus yang bukan bangsa Yahudi. Secara konsisten, sejak awal sampai akhir Injil Matius, kabar keselamatan diberitakan kepada suku bangsa bukan Yahudi juga (bandingkan dengan Matius 28:20).

Salah satu hal yang dapat kita lakukan untuk dapat terlibat dalam misi mengabarkan Injil kepada segala suku bangsa adalah dengan berdoa. Bagaimanakah kehidupan doa Anda saat ini? Apakah Anda setia mendoakan keluarga, teman kerja, dan tetangga yang belum percaya? Apakah Anda memiliki kerinduan untuk berdoa dan Anda mau melibatkan diri dalam misi untuk menjangkau suku-suku yang belum mendengar Injil? Data tentang suku-suku yang masih terabaikan (belum terjangkau oleh pemberitaan Injil yang dilakukan oleh gereja) bisa dilihat dan dipelajari di https://joshuaproject.net. Jika selama ini Anda belum menyediakan waktu untuk mendoakan suku-suku yang belum mendengar berita Injil, maukah Anda meminta kepada Tuhan untuk membangkitkan kerinduan agar suku-suku yang masih terabaikan di daerah sekitar kita bisa mendengar dan menerima berita Injil? [FL]

Pemulihan Relasi

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 1

Injil Matius dimulai dengan silsilah Yesus Kristus, mulai dari Abraham sampai Yusuf. Silsilah ini memaparkan bahwa Yesus Kristus menggenapi nubuat Perjanjian Lama tentang Sang Mesias sebagai keturunan Daud (Lihat 2 Samuel 7:12 – Nubuat dalam ayat ini mempunyai dua penggenapan, yaitu penggenapan saat itu pada diri raja Salomo serta penggenapan menyangkut masa depan pada diri Yesus Kristus). Matius juga mengungkapkan bahwa Tuhan Yesus menggenapi nubuat tentang kelahiran Sang Mesias dari seorang perawan (Kata yang diterjemahkan sebagai “perempuan muda” dalam Yesaya 7:14 berarti perempuan muda secara umum. Akan tetapi, menurut tradisi, kata itu menunjuk kepada seorang “perawan”). Dalam Injil Matius, disebutkan bahwa Tuhan Yesus lahir dari rahim Maria, seorang perawan yang telah bertunangan dengan Yusuf dan yang menjaga keperawanannya sampai Yesus Kristus lahir (1:25).

Mengapa Tuhan Yesus datang ke dalam dunia? Malaikat berkata, “... karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Matius 1:21). Dosa merupakan masalah serius bagi Allah karena dosa merusak relasi Allah dengan manusia yang tidak lagi menginginkan Allah menjadi pusat hidupnya. Ciptaan yang seharusnya hidup mengikuti aturan main Sang Pencipta malah ingin mengatur Sang Pencipta sesuai dengan keinginannya. Manusia telah memberontak kepada Allah sehingga layak dihukum. Konsekuensi dosa adalah maut. Usaha manusia untuk membenarkan diri dan kembali kepada Allah melalui perbuatan baik, moralitas, dan agama tidak bisa meniadakan konsekuensi dosa, karena Allah menuntut kesempurnaan. Syukurlah bahwa Allah, Allah tidak hanya mengutus para nabi untuk menyatakan kasih dan keadilan-Nya, tetapi Allah sendiri—hadir ke dalam dunia melalui Yesus Kristus untuk menyatakan kasih-Nya kepada manusia berdosa.

Tuhan Yesus datang untuk memulihkan kembali relasi antara manusia dengan Allah yang telah rusak. Apakah relasi Anda dengan Allah telah pulih? Apakah kehadiran Allah dalam hidup Anda telah memberi kepuasan terbesar, sehingga Anda menginginkan Allah lebih dari apa pun atau siapa pun yang ada di dunia ini? Perkataan “Allah menyelamatkan manusia dari dosa” berarti bahwa Allah memulihkan relasi dengan manusia yang sebelumnya telah rusak, sehingga manusia dapat mengalami Allah—sumber kepuasan hidup sejati—dan memuliakan Dia. [FL]

Pemulihan Relasi

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 1

Injil Matius dimulai dengan silsilah Yesus Kristus, mulai dari Abraham sampai Yusuf. Silsilah ini memaparkan bahwa Yesus Kristus menggenapi nubuat Perjanjian Lama tentang Sang Mesias sebagai keturunan Daud (Lihat 2 Samuel 7:12 – Nubuat dalam ayat ini mempunyai dua penggenapan, yaitu penggenapan saat itu pada diri raja Salomo serta penggenapan menyangkut masa depan pada diri Yesus Kristus). Matius juga mengungkapkan bahwa Tuhan Yesus menggenapi nubuat tentang kelahiran Sang Mesias dari seorang perawan (Kata yang diterjemahkan sebagai “perempuan muda” dalam Yesaya 7:14 berarti perempuan muda secara umum. Akan tetapi, menurut tradisi, kata itu menunjuk kepada seorang “perawan”). Dalam Injil Matius, disebutkan bahwa Tuhan Yesus lahir dari rahim Maria, seorang perawan yang telah bertunangan dengan Yusuf dan yang menjaga keperawanannya sampai Yesus Kristus lahir (1:25).

Mengapa Tuhan Yesus datang ke dalam dunia? Malaikat berkata, “... karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Matius 1:21). Dosa merupakan masalah serius bagi Allah karena dosa merusak relasi Allah dengan manusia yang tidak lagi menginginkan Allah menjadi pusat hidupnya. Ciptaan yang seharusnya hidup mengikuti aturan main Sang Pencipta malah ingin mengatur Sang Pencipta sesuai dengan keinginannya. Manusia telah memberontak kepada Allah sehingga layak dihukum. Konsekuensi dosa adalah maut. Usaha manusia untuk membenarkan diri dan kembali kepada Allah melalui perbuatan baik, moralitas, dan agama tidak bisa meniadakan konsekuensi dosa, karena Allah menuntut kesempurnaan. Syukurlah bahwa Allah, Allah tidak hanya mengutus para nabi untuk menyatakan kasih dan keadilan-Nya, tetapi Allah sendiri—hadir ke dalam dunia melalui Yesus Kristus untuk menyatakan kasih-Nya kepada manusia berdosa.

Tuhan Yesus datang untuk memulihkan kembali relasi antara manusia dengan Allah yang telah rusak. Apakah relasi Anda dengan Allah telah pulih? Apakah kehadiran Allah dalam hidup Anda telah memberi kepuasan terbesar, sehingga Anda menginginkan Allah lebih dari apa pun atau siapa pun yang ada di dunia ini? Perkataan “Allah menyelamatkan manusia dari dosa” berarti bahwa Allah memulihkan relasi dengan manusia yang sebelumnya telah rusak, sehingga manusia dapat mengalami Allah—sumber kepuasan hidup sejati—dan memuliakan Dia. [FL]

Berkumpul Mendengarkan Firman Allah! (Renungan Misi)

Bacaan Alkitab hari ini:

Kisah Para Rasul 10:19-48

Kisah Kornelius dalam Kisah Para Rasul 10 ini amat menarik. Kornelius adalah orang non-Yahudi yang menganut agama Yahudi. Ia saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah (10:2). Karena diperintah oleh Allah (melalui seorang malaikat) untuk mengundang Rasul Petrus datang ke rumahnya (10:5), Kornelius mempersiapkan penyambutan terhadap kedatangan Rasul Petrus dengan mengundang sanak saudara dan sahabat-sahabatnya (10:24). Saat Rasul Petrus menyampaikan khotbah, Roh Kudus bekerja (10;44), sehingga berita Injil tentang Yesus Kristus disambut dengan hati terbuka. Semua orang yang mendengar khotbah Rasul Petrus merespons dengan mempercayai berita Injil, sehingga Rasul Petrus merasa telah tiba saatnya untuk melakukan pembaptisan massal (10:47).

Mengadakan acara untuk berkumpul bersama merupakan kebiasaan berbagai suku di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Di Indonesia, umum terjadi bahwa banyak orang berkumpul dalam sebuah rumah untuk melakukan bermacam-macam kepentingan, antara lain untuk mengadakan perayaan ulang tahun, pernikahan, peringatan kematian, mengucap syukur untuk rumah baru, dan berbagai keperluan lain. Apa yang dilakukan oleh Kornelius itu merupakan teladan bagi kita bahwa acara kumpul bersama bisa membuka kesempatan untuk menyampaikan berita Injil. Tidak mudah mengundang orang untuk datang ke gereja. Mengundang orang untuk datang ke rumah lebih mudah karena hal itu merupakan hal yang wajar. Oleh karena itu, bila Anda memiliki kerinduan untuk memberitakan Injil Yesus Kristus, salah satu cara yang bermanfaat adalah dengan menyelenggarakan acara syukuran di rumah Anda.

Apakah Anda memiliki keterbukaan hati seperti Kornelius dalam menyambut berita Injil? Apakah Anda pernah memanfaatkan kesempatan kumpul bersama untuk keperluan pemberitaan Injil? Mengundang orang datang untuk acara syukuran merupakan salah satu cara yang efektif untuk memberitakan Injil. Tentu saja ada berbagai cara lain yang bisa dilakukan untuk memberitakan Injil. Kita perlu mengembangkan kreativitas dan kepekaan terhadap kehendak Allah dalam hidup kita. Bila Anda memiliki kerinduan untuk menjadi alat guna dipakai bagi pekerjaan Tuhan, pikirkanlah apa yang dapat Anda lakukan secara konkrit dan rencanakanlah pelaksanaannya. [P]

Mata Air yang Memancar Terus (Renungan Misi)

Bacaan Alkitab hari ini:

Yohanes 4:1-42

Kisah pertemuan Tuhan Yesus dengan perempuan Samaria dalam Yohanes 4 memperlihatkan bahwa kehadiran Tuhan Yesus merupakan jawaban terhadap berbagai keperluan khusus manusia. Perempuan Samaria yang bertemu dengan Tuhan Yesus ini adalah perempuan yang hidupnya bergelimang dengan dosa. Dosa bisa memberi kesenangan sesaat, tetapi tidak bisa memberikan kebahagiaan yang bertahan lama. Dosa tidak mungkin memberi kepuasan. Dalam kondisi semacam itu, Tuhan Yesus menawarkan “air hidup” yang akan memberikan kepuasan. Ada kemungkinan bahwa gaya hidup perempuan itu telah membuat retak banyak rumah tangga. Setelah bertemu Tuhan Yesus, kehidupan perempuan Samaria itu berubah. Sebagai seorang yang hanya memikirkan kepentingan sendiri, ia malu berjumpa dengan orang lain. Akan tetapi, perjumpaan dengan Tuhan Yesus—Sang Mesias—telah mengubah hidupnya. Dari seorng pemalu yang hanya memperhatikan kepentingan sendiri, dia berubah menjadi seorang yang amat bersemangat menceritakan pertemuannya dengan Sang Juruselamat. Setelah keperluan rohaninya terpenuhi melalui perjumpaannya dengan Tuhan Yesus, perempuan itu lupa dengan tujuan kedatangannya untuk mengambil air. Dia meninggalkan tempayannya di dekat sumur dan lari ke kota untuk menceritakan perjumpaannya dengan Tuhan Yesus.

Pernahkah Anda mengalami perubahan hidup yang disebabkan oleh perjumpaan Anda dengan Tuhan Yesus? Apakah Anda pernah mengalami sukacita meluap yang disebabkan oleh perjumpaan Anda dengan Tuhan Yesus, yang membuat Anda melupakan kepentingan Anda sendiri, dan membuat Anda bersemangat menceritakan tentang apa yang telah Anda alami melalui perjumpaan dengan Tuhan Yesus itu? Tahukah Anda bahwa Tuhan Yesus adalah Terang hidup bagi mereka yang hidup dalam kegelapan rohani? Tahukah Anda bahwa Tuhan Yesus adalah Air Hidup dan Roti Hidup bagi mereka yang kehausan dan kelaparan secara rohani? Tahukah Anda bahwa hanya Tuhan Yesus yang dapat memberikan damai sejahtera kepada mereka yang hidupnya penuh kegelisahan? Bila Anda mengalami kekosongan secara rohani, datanglah kepada Tuhan Yesus dan mintalah Dia mengubah hidup Anda, sehingga hidup Anda menjadi berarti. Bila Anda telah memiliki pengalaman yang nyata bersama dengan Tuhan Yesus, Anda memiliki sesuatu untuk dibagikan kepada orang lain. [P]

Kamu Harus Dilahirkan Kembali (Renungan Misi)

Bacaan Alkitab hari ini:

Yohanes 3:1-21

Apa yang terjadi saat seorang pemimpin agama Yahudi bernama Nikodemus menemui Tuhan Yesus merupakan sesuatu yang mengagetkan. Terhadap perkataan Nikodemus yang bernada pujian, Tuhan Yesus tidak memberi tanggapan, malahan Dia mengatakan, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” Perkataan ini mengagetkan karena Nikodemus adalah seorang pemimpin agama Yahudi yang sudah pasti memahami dan taat kepada hukum Taurat. Ternyata bahwa pengetahuan tentang Kitab Suci (Perjanjian Lama) dan ketaatan terhadap peraturan Taurat tidak bisa menjamin bahwa seseorang pasti masuk ke surga (3:3, melihat Kerajaan Allah). Yang bisa menjamin bahwa seseorang pasti masuk ke surga adalah bila orang itu sudah dilahirkan kembali. Orang yang sudah dilahirkan kembali adalah orang yang sudah dilahirkan dari air dan Roh (3:5). Karena 3:6-8 merupakan tambahan penjelasan dari 3:5, maka dapat diduga bahwa dilahirkan dari air menunjuk kepada kelahiran jasmani (dilahirkan secara daging) dan dilahirkan dari roh merupakan hasil pekerjaan Roh Kudus di dalam diri seseorang. Penjelasan Tuhan Yesus selanjutnya menunjukkan bahwa melihat atau masuk ke dalam Kerajaan Allah itu sama dengan memperoleh hidup yang kekal dan bahwa persyaratan memperoleh hidup yang kekal adalah percaya kepada Tuhan Yesus, khususnya percaya (beriman) terhadap karya keselamatan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus melalui pengorbanan-Nya di kayu salib (3:15-16).

Apakah Anda sudah dilahirkan kembali? Orang yang sudah dilahirkan kembali adalah orang yang hidupnya sudah diperbarui melalui pekerjaan Roh Kudus di dalam dirinya, sehingga ia menjadi ciptaan baru di dalam Kristus (2 Korintus 5:17). Mustahil bila seseorang yang sudah dilahirkan kembali tidak mengalami perubahan hidup. Perubahan hidup pasti terwujud saat Roh Kudus berdiam di dalam diri orang percaya. Apakah Anda sudah mengalami perubahan hidup sehingga Anda bisa meyakini bahwa diri Anda telah dilohirkan kembali oleh pekerjaan Roh Kudus? Bila Anda sudah mengalami perubahan hidup, maka Anda memiliki pengalaman yang bisa dibagikan kepada orang lain. Dengan menceritakan pengalaman tersebut, secara otomatis Anda telah menjadi saksi bagi pekerjaan Allah di dalam Kristus. Bacalah Bacaan Alkitab hari ini sekali lagi sebagai bekal untuk bersaksi tentang Kristus. [P]

Membawa Orang kepada Kristus (Renungan Misi)

Bacaan Alkitab hari ini:

Yohanes 1:35-51

Langkah pertama untuk menjalankan Amanat Agung Kristus adalah membawa orang kepada Kristus. Langkah ini kita sebut sebagai penginjilan. Dalam bacaan Alkitab hari ini, Yohanes—yang disebut sebagai Yohanes Pembaptis—memberi tahu dua orang muridnya tentang Tuhan Yesus dengan mengatakan, “Lihatlah Anak domba Allah!” Usaha Yohanes Pembaptis ini membuat kedua muridnya kemudian beralih menjadi murid Tuhan Yesus. Salah seorang dari kedua orang itu, yaitu Andreas, bertemu dengan saudaranya (yaitu Simon Petrus) dan berkata kepadanya, “Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).” Itulah dua contoh penginjilan pada zaman Tuhan Yesus.

Pada zaman ini, memperkenalkan orang lain kepada Kristus tidak sesederhana kedua contoh di atas karena Kristus tidak lagi hadir secara fisik di bumi. Membawa seseorang kepada Kristus pada zaman ini berarti memberi penjelasan tentang Kristus. Hal terpenting yang perlu dijelaskan tentang Kristus adalah berita tentang kematian-Nya untuk menebus dosa manusia dan tentang kebangkitan-Nya yang menunjukkan bahwa Kristus memiliki kuasa atas kematian (bandingkan dengan 1 Korintus 15:3-4). Dalam pelaksanaan penginjilan pada zaman ini, bila kita belum terampil memberi penjelasan tentang Tuhan Yesus secara langsung, kita bisa mengikuti pelatihan di gereja (bila ada), atau kita bisa memperkenalkan orang yang menjadi sasaran penginjilan kepada orang yang mengerti cara menyampaikan berita Injil atau kepada rohaniwan setempat. Bila suatu saat, gereja Anda menyelenggarakan kebaktian penginjilan, kebaktian itu merupakan sarana yang bisa membantu kita untuk memperkenalkan seseorang kepada Yesus Kristus.

Tindakan Andreas memperkenalkan Simon Petrus kepada Yesus Kristus itu merupakan teladan untuk kita contoh pada masa kini. Tindakan memperkenalkan seseorang kepada Kristus itu biasa disebut sebagai gerakan Andreas. Apakah Anda pernah mendengar tentang “Gerakan Andreas” di gereja Anda. Bila di gereja Anda belum pernah ada “Gerakan Andreas”, Anda bisa mengusulkannya kepada gereja Anda saat gereja Anda hendak menyelenggarakan kebaktian penginjilan. Bila di gereja Anda belum pernah ada pelatihan penginjilan, Anda bisa juga mengusulkannya. Perlu diingat bahwa “Gerakan Andreas” ini perlu diiringi dengan gerakan untuk berdoa. Apakah Anda pernah berdoa agar bisa membawa orang lain kepada Kristus? [P]

Memahami Amanat Agung (Renungan Misi)

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 28:16-20

Misi Allah untuk dunia jelas tertampil dalam pesan Tuhan Yesus yang terakhir kepada murid-murid-Nya, yang biasa kita kenal sebagai Amanat Agung Kristus (Matius 28:18-20). Amanat adalah pesan atau perintah yang umumnya diberikan oleh orang yang posisinya dianggap lebih tinggi atau lebih terhormat bila dibandingkan dengan si penerima amanat. Amanat Tuhan Yesus disebut Amanat Agung karena Sang Pemberi amanat adalah Pemegang Kekuasaan Tertinggi dalam alam semesta ini. Selain itu, amanat ini disebut Amanat Agung karena jangkauannya adalah semua bangsa (seluruh dunia).

Pemahaman tentang jangkauan Amanat Agung yang mencakup semua bangsa (seluruh dunia) sering direduksi (dikurangi) oleh orang Kristen (gereja) menjadi hanya tertuju kepada suku tertentu di lokasi terdekat, bahkan banyak orang Kristen (gereja) yang sama sekali tidak pernah memikirkan Amanat Agung Kristus . Walaupun tidak secara terang-terangan menolak untuk melaksanakan Amanat Agung, banyak orang Kristen (gereja) yang menolak secara pasif, yaitu dengan tidak pernah membicarakan (apalagi melaksanakan) Amanat Agung. Apakah Anda atau gereja Anda pernah terlibat dalam memperbincangkan usaha melaksanakan Amanat Agung ini?

Pemahaman tentang Amanat Agung juga sering direduksi menjadi sekadar penginjilan yang bersifat “tabrak-lari”, artinya penginjilan yang berupa penyampaian berita, kemudian tidak peduli lagi dengan hasilnya (tidak disertai dengan tindak lanjut). Walaupun penginjilan yang bersifat “tabrak-lari” ini kadang-kadang “terpaksa” dilakukan (karena tidak meungkinkan untuk melakukan tindak lanjut), Amanat Agung Tuhan Yesus lebih dari sekadar amanat untuk menginjili karena amanat ini adalah amanat untuk menjadikan semua bangsa sebagai murid Kristus, dengan cara membaptis (tugas ini biasa dilakukan oleh lembaga gereja) dan mengajar orang yang dimuridkan untuk melakukan segala sesuatu yang telah diperintahkan oleh Tuhan Yesus.

Pelaksanaan Amanat Agung ini perlu dilakukan dengan 3 komponen, yaitu doa, daya (tindakan), dan dana. Apakah doa Anda dan gereja Anda telah menerobos batas-batas kesukuan dan kedaerahan? Apakah Anda dan gereja Anda telah mengusahakan keterlibatan dalam melaksanakan Amanat Agung ini? Apakah Anda dan gereja Anda telah mengalokasikan dana untuk ikut menjangkau seluruh dunia? [P]