GKY Sydney Transformational Church - Transforming People To Transform World

View Original

Allah Tidak Pernah Salah

Habakuk 3

Charles Spurgeon, seorang pengkhotbah besar berkebangsaan Inggris yang hidup di abad kesembilan belas, mengatakan, "Tuhan terlalu baik untuk berbuat tidak baik, dan terlalu bijaksana untuk bisa melakukan kesalahan. Saat kita tidak dapat meraih tangan-Nya, kita harus memercayai hati-Nya." Perkataan tersebut mencerminkan perasaan Habakuk dalam pasal 3 ini. Setelah melalui pergulatan panjang dan merasa bingung terhadap jawaban-jawaban Allah atas pertanyaan yang ia ajukan, Nabi Habakuk belajar untuk memercayai Allah yang tetap bekerja dan berdaulat atas segala sesuatu. Allah tidak pernah salah! Hati-Nya selalu baik kepada umat-Nya!

Dalam bacaan Alkitab hari ini, Nabi Habakuk belum puas atas jawaban Allah kepada-Nya. Sekalipun demikian, Habakuk tidak terus bertanya, melainkan merendahkan diri di hadapan Allah (bandingkan dengan 2:20). Dia bersikap sebagai hamba yang hidup oleh iman percayanya, dan imannya mengubah pandangannya tentang hal-hal sulit yang dihadapinya saat itu. Saat ia berdoa, keadilan Allah belum tampak dan pertanyaannya belum semuanya terjawab. Namun, sikap Nabi Habakuk adalah contoh tentang seorang hamba yang hidup oleh iman.

Nabi Habakuk menaikkan mazmur permohonan dengan gentar dan takjub. Ia mengingat kesetiaan Allah di masa lampau dalam hal pembebasan umat-Nya dari perbudakan di Mesir (3:3-15). Ia meminta dan berharap agar Allah tidak menimpakan murka-Nya, melainkan menunjukkan belas kasih-Nya terhadap umat-Nya (3:2). Ia belajar memercayai bahwa kasih Allah kepada umat pilihan-Nya tidak akan pernah hilang. Allah pasti akan membebaskan umat-Nya dari bangsa-bangsa lain (3:13). Ia berkata, "namun, dengan tenang akan kunantikan hari kesusahan, yang akan mendatangi bangsa yang bergerombolan menyerang kami." (3:16b). Ia memercayai Allah yang tidak pernah ingkar janji kepada umat-Nya, sekalipun segala sesuatu tampak buruk karena kegagalan panen dan kematian ternak (3:17-19).

Apakah kondisi yang Anda hadapi membuat Anda sulit memerca-yai Allah, bahkan Anda menganggap Allah telah melakukan kesalahan terhadap umat-Nya? Rendahkanlah diri Anda di hadapan-Nya. Yakinilah bahwa Allah tetap bekerja dan berdaulat. Allah itu setia kepada perjanjian-Nya dan tidak pernah salah bertindak terhadap umat yang telah dipilih dan ditebus-Nya. Hati-Nya selalu baik kepada umat-Nya. Apakah Anda telah menjadi hamba yang hidup oleh iman? [JC]