Refleksi Penghukuman Terhadap Niniwe
Nahum 3
Bangsa Asyur memiliki pasukan yang tangkas dengan perlengkapan perang yang sangat memadai untuk menaklukkan musuh (2:3-5). Mereka memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan berhasil mengalahkan kota demi kota dan wilayah demi wilayah (2:5-6). Bangsa Asyur—dengan segala kegemilangannya—telah membuat banyak bangsa merasa takut dan gentar menghadapi mereka (2:10).
Ketika Nabi Yunus menyampaikan teguran Allah, Bangsa Asyur merendahkan diri di hadapan Allah (lihat Yunus 3). Akan tetapi, kurang lebih satu abad kemudian, mereka kembali melakukan kekejian. Mungkin, keberhasilan mengalahkan musuh dan menambah kekayaan melalui barang jarahan (2:9), serta kejayaan—yang membuat mereka ditakuti oleh bangsa-bangsa lain—membuat mereka lupa akan pertobatan yang pernah dilakukan oleh leluhur bangsa mereka. Sebagai akibatnya, Allah menjadi lawan bagi mereka (2:13). Asyur sama sekali tak berdaya (3:13-17). Mereka dipermalukan di hadapan bangsa-bangsa lain, dan mereka menjadi bahan olok-olokan (3:5-6). Para pemimpin Asyur tidak memimpin bangsa itu ke arah yang benar, sehingga mereka mengalami kehancuran total (3:18-19).
Walaupun kita bukan orang Asyur, kita tidak pernah memerangi bangsa-bangsa lain, dan kita tidak pernah berlaku kejam secara fisik terhadap orang lain, bisa saja kita melakukan kejahatan dalam bentuk yang berbeda. Oleh karena itu, kita tetap perlu memeriksa diri sendiri berdasarkan perenungan terhadap apa yang dialami oleh bangsa Asyur. Apakah Anda pernah berlaku tidak adil terhadap orang lain? Apakah Anda pernah melontarkan perkataan yang membuat orang lain menjadi sakit hati? Apakah Anda pernah menyembah illah atau dewa? Apakah Anda pernah menomorduakan TUHAN dalam hidup Anda? Ingatlah bahwa kita bisa menghadapi godaan untuk mengutamakan uang, kuasa, prestasi, follower dan likes di media sosial. Bahkan, kita bisa menjadi terlalu mengutamakan diri sendiri, sehingga TUHAN menjadi nomor dua dalam hidup Anda. Hal-hal yang lebih diutamakan daripada Allah merupakan berhala masa kini. Allah itu adil dan Ia membenci dosa. Oleh karena itu, bertobatlah dan marilah kita dengan sepenuh hati melakukan kehendak-Nya, sebab kita telah ditebus oleh Kristus dengan darah yang mahal. [ECW]