GKY Sydney Transformational Church - Transforming People To Transform World

View Original

Hidup yang Berhikmat

Pengkhotbah 10

Dalam bacaan Alkitab hari ini, Pengkhotbah membandingkan antara hikmat dan kebodohan. Hal terpenting untuk bisa berhasil adalah hidup dengan penuh hikmat (10:10b), sedangkan hidup dalam kebodohan akan mencelakakan (10:13). Pengkhotbah mengemukakan bahwa sedikit kebodohan bisa lebih berpengaruh daripada hikmat dan kehormatan (10:1b). Untuk menjadi berhikmat, kita harus mengusahakannya. Oleh karena itu, tanpa sungguh-sungguh berusaha, kita bisa menjadi bodoh. Kita perlu berusaha sambil memperhatikan kata-kata hikmat yang diutarakan Pengkhotbah agar kita jangan mencelakakan diri sendiri, terutama dalam kaitan dengan makna hidup.

Pengkhotbah berkata, "Jerih payah orang bodoh melelahkan orang itu sendiri, karena ia tidak mengetahui jalan ke kota." (10:15). Perkataan di atas merupakan peringatan bagi kita agar kita jangan menjalani hidup tanpa memahami tujuan dan makna hidup karena hidup tanpa tujuan hanya akan menghasilkan kehidupan yang melelahkan dan merupakan kesia-siaan belaka.

Kita tahu bahwa semua manusia akan sama-sama menghadap pengadilan Allah (3:17). Pengkhotbah telah memperingatkan, “Jika ular memagut sebelum mantera diucapkan, maka tukang mantera tidak akan berhasil (10:11). Peringatan tersebut mengingatkan bahwa kita harus terus berusaha menemukan makna hidup yang benar sebelum hukuman dijatuhkan karena sesudah saat penghukuman tiba, sudah tidak ada waktu lagi untuk mencari makna hidup. Temukanlah makna hidup yang benar dan hiduplah di dalamnya sebelum kita menghadapi pengadilan Allah. Dengan demikian, saat pengadilan Allah dijalankan, kita tidak termasuk orang yang akan mendapat hukuman, melainkan kita akan memperoleh kebahagiaan sejati.

Pengkhotbah memberikan nasihat, “Oleh karena kemalasan runtuhlah atap, dan oleh karena kelambanan tangan bocorlah rumah (10:18). Bila kita sudah mengetahui makna hidup yang benar, janganlah kemalasan dan kelambanan menghambat kita untuk menjalaninya. Bila kita berlambat-lambat, hal-hal yang seharusnya melindungi dan menyejah-terakan pun bisa membawa celaka. Bagaimana dengan Anda: Apakah Anda sudah berusaha hidup dengan penuh hikmat, atau sebaliknya: Anda tetap hidup dalam kebodohan? [BW]