Hamba TUHAN yang Menyelamatkan
Yesaya 42
Istilah “hamba” dipakai dalam berbagai pengertian di dalam Alkitab. Hamba Abraham yang paling tua yang diutus untuk mencari istri bagi Ishak—anak Abraham—adalah “orang kepercayaan” yang bisa mewakili Abraham (Kejadian 24). Yosua adalah hamba atau abdi Musa dalam pengertian sebagai “murid” atau “penerus” (Keluaran 24:13; 33:11; Bilangan 11:28; Yosua 1:1). Gehazi adalah hamba dari Nabi Elisa dalam pengertian “bujang” atau “pesuruh” (2 Raja-raja 4-5). Walaupun pengertian kata “hamba” bisa berbeda-beda, namun semua pemakaian kata “hamba” dalam Alkitab menunjuk kepada adanya seorang “atasan” yang ditaati oleh sang hamba. Ketaatan itu bisa merupakan ungkapan ketulusan yang muncul dari rasa hormat, tetapi bisa juga merupakan siasat untuk mendapat keuntungan seperti dalam kasus orang-orang Gibeon yang mengatakan, “Kami ini hamba-hambamu” kepada Yosua dengan maksud supaya mereka tidak dibunuh oleh bangsa Israel (Yosua 9). Dalam bacaan Alkitab hari ini, istilah “Hamba TUHAN” dikenakan secara khusus sebagai nubuat tentang Yesus Kristus, Sang Mesias yang dijanjikan Tuhan di sepanjang Perjanjian Lama (bandingkan 42:1-4 dengan Matius 12:18-21). Sekalipun demikian, menarik untuk diperhatikan bahwa nubuat “menjadi terang untuk bangsa-bangsa” (42:6) juga bisa dikenakan bagi Rasul Paulus yang meyakini bahwa dirinya dipanggil Tuhan untuk memberitakan Injil kepada orang-orang non-Yahudi (Kisah Para Rasul 13:47; 26:23).
Tugas utama Sang Hamba TUHAN dalam nubuat di kitab Yesaya ini adalah menyatakan hukum (42:3) atau menegakkan hukum (42:4). Akan tetapi, tugas ini bukan dilakukan dengan kekerasan atau dengan pemaksaan (42:2-3) melainkan dengan menjadi teladan (42:4) serta melalui tindakan penyelamatan (42:6). Tindakan penyelamatan ini digambarkan sebagai “untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara.” (42:7). Sebagaimana Rasul Paulus melakukan pelayanannya dengan bercermin pada Sang Hamba TUHAN, demikian pula setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus—termasuk setiap orang yang mengaku sebagai “hamba Tuhan”—harus hidup dalam ketaatan kepada seluruh kehendak Allah! Apakah Anda sudah hidup dengan meneladani Yesus Kristus? [P]