GKY Sydney Transformational Church - Transforming People To Transform World

View Original

Hati-Hati Terhadap Persaingan Jabatan

1 Samuel 22

Apakah kebohongan Daud kepada imam Ahimelekh merupakan penyebab kematian semua imam dan orang-orang di Nob (22:22)? Daud mengatakan bahwa ialah penyebab utama kematian seluruh keluarga Abyatar. Benarkah demikian? Kebohongan Daud memang memberi sumbangsih pada malapetaka yang menimpa Ahimelekh, para imam, dan seluruh penduduk kota Nob. Akan tetapi, penyebab utama kematian mereka bukanlah kebohongan Daud, melainkan agenda politik Saul. Saul sangat marah karena Yonatan mengadakan perjanjian dengan Daud. Ia juga sangat marah kepada para pegawainya yang ia anggap telah mengkhianatinya dengan tidak melaporkan fakta bahwa Yonatan telah mengikat perjanjian dengan Daud (22:7-8). Kemarahannya me-muncak saat ia mengetahui bahwa Ahimelekh—imam di Nob—telah memberikan roti dan pedang Goliat kepada Daud, serta menanyakan Allah bagi Daud (22:13). Meskipun Ahimelekh telah menjelaskan dengan jujur, Saul tetap memerintahkan bentaranya—maksudnya pembantu, pengawal, atau ajudan raja—untuk membunuh Ahimelekh dan seluruh keluarganya. Akan tetapi, para pegawai Saul tidak mau melakukan perintah raja (22:17). Doeg—orang Edom yang melaporkan keberadaan Daud—yang menuruti perintah Saul untuk membunuh Ahimelekh, semua imam di Nob beserta keluarga mereka, serta seluruh penduduk kota Nob tanpa terkecuali dengan semua ternak mereka tanpa bersisa (22:18-19). Sungguh, rasa iri telah membuat Saul memerintahkan pembunuhan yang sangat keji!
Pada waktu Allah memerintahkan Saul untuk menghabisi orang Amalek, Saul tidak taat. Ia menyisakan Agag dan hewan-hewan terbaik (1 Samuel 15:1-9). Akan tetapi kecemburuan terhadap popularitas Daud yang dianggap mengancam karir politiknya membuat ia tanpa ragu-ragu menghabisi semua penduduk Nob—beserta seluruh hewannya tanpa terkecuali—yang dia anggap melindungi Daud. Sungguh mengerikan! Karir dan jabatan membuat mata hati Saul menjadi gelap sehingga dia melakukan hal-hal yang sangat tidak berkenan kepada Tuhan. Kasus-kasus semacam ini masih bisa kita temukan sampai sekarang. Saat belum memiliki jabatan, seseorang mungkin bersikap rendah hati. Akan tetapi, setelah memiliki jabatan, bisa saja ia menjadi seorang yang tidak segan bertindak sadis untuk menjatuhkan musuhnya. Waspadalah! [WY]