Gereja Teladan di Tengah Tantangan
1 Tesalonika 1
Jemaat Tesalonika adalah jemaat yang luar biasa! Jemaat itu dilayani oleh Rasul Paulus dalam waktu yang relatif singkat dan dalam situasi yang tidak kondusif karena diganggu oleh orang-orang Yahudi yang tidak menyukai keberhasilan pemberitaan Injil. Mungkin saja, kita menduga bahwa gereja di Tesalonika tidak akan bertahan lama. Akan tetapi, dugaan itu salah! Jemaat Tesalonika justru menunjukkan tiga ciri penting yang harus ada dalam setiap jemaat, yaitu iman yang membuat mereka bertindak meninggalkan praktik penyembahan berhala, kasih yang membuat mereka melayani Allah dengan gairah dan kesungguhan, serta pengharapan akan kedatangan Kristus yang kedua kali yang membuat mereka sanggup bertekun saat menghadapi tantangan dan hambatan (1:3,8-10). Kondisi di atas membuat Rasul Paulus selalu mengucap syukur setiap kali mendoakan jemaat Tesalonika (1:2).
Rasul Paulus meyakini bahwa jemaat Tesalonika adalah orang-orang pilihan Allah karena ia telah melihat buah dari pemberitaan Injil yang ia lakukan. Jemaat Tesalonika telah teruji melalui ujian berupa penderitaan yang berat. Mereka merespons firman Tuhan dengan cara yang benar, yaitu melalui tindakan ketaatan, sehingga mereka memperoleh sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus (1:4-6). Perlu dicamkan bahwa bila tidak ada pekerjaan Roh Kudus, penderitaan pasti membuat jemaat Tesalonika merasa tertekan, bukan bersukacita. Respons jemaat Tesalonika itu membuat mereka menjadi teladan bagi semua orang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya (1:7).
Bacaan Alkitab hari ini mengajarkan beberapa hal penting bagi gereja: Pertama, misi gereja seharusnya didasarkan pada kepekaan terhadap pimpinan Roh Kudus, bukan didasarkan pada munculnya situasi yang kondusif bagi pemberitaan Injil. Kedua, keberhasilan pemberitaan Injil ditentukan oleh keterbukaan saat mendengarkan firman Tuhan, dan keterbukaan ini merupakan hasil pekerjaan Roh Kudus (bandingkan dengan Yohanes 16:8). Ketiga, gereja yang ingin menjadi teladan harus memiliki tiga ciri penting, yaitu iman yang menghasilkan tindakan, kasih yang mengobarkan gairah dan kesungguhan, serta pengharapan yang menghasilkan ketekunan saat menghadapi kesukaran dan penderitaan. Pada masa sukar yang disebabkan oleh munculnya pandemi Covid-19, apakah Anda dan gereja Anda tetap mengembangkan kepekaan terhadap pimpinan Roh Kudus? [P]