Garam dan Terang bagi Bumi Pertiwi
Matius 5:13-16
Pada hari ini, bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya, tepat tiga perempat abad yang lalu. Biasanya, peringatan suatu hari jadi kellipatan angka lima akan dirasakan lebih spesial. Meskipun demikian, peringatan Proklamasi Kemerdekaan ke-75 dari negara kita pada tahun ini tidak dapat dipisahkan dari dampak negatif yang ditimbulkan oleh pandemi covid-19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia. Saat renungan ini dalam tahap penulisan, jumlah orang yang dinyatakan positif menderita covid-19 sudah lebih dari 18.000 orang. Namun sewaktu para pembaca sedang menggunakan bahan renungan ini, jumlah penderita pastilah telah bertambah. Perekonomian nasional di kuartal ketiga tahun 2020 masih menghadapi tantangan. Banyak pribadi, keluarga, dan masyarakat yang bergumul karena mengalami banyak kesulitan hari-hari ini.
Konteks khotbah di bukit yang dicatat di Injil Matius adalah tentang Kerajaan Surga atau Kerajaan Allah. Apakah ciri-ciri dari Kerajaan Allah? Bagaimanakah gaya hidup dari orang-orang yang menjadi anggota Kerajaan-Nya itu? Matius 5:13-14 sesungguhnya mengungkapkan keberadaan setiap murid Kristus yang merupakan warga Kerajaan Allah. Mereka adalah garam dan terang dunia. Apabila kita menyadari keberadaan diri kita dengan benar, kita akan lebih mampu bertindak sesuai dengan keberadaan diri kita tersebut. Sebagai contoh, apabila saya menyadari bahwa saya adalah seorang suami dan ayah, maka di tengah pandemi covid-19 ini, saya akan berusaha untuk menciptakan suasana yang kondusif di rumah, seperti memupuk komunikasi dua arah dengan istri maupun dengan anak.
Garam adalah mineral yang berfungsi untuk mencegah proses pembusukan daging, serta meningkatkan rasa suatu masakan. Terang tidak pernah hanya bersinar untuk dirinya sendiri, tetapi untuk lingkungan di sekitarnya. Renungkanlah, “Apakah saya adalah garam dan terang di dalam kehidupan ini?” Mulailah dengan memperhatikan orang-orang terdekat atau mereka yang dapat Anda jangkau. Apa yang dapat Anda lakukan untuk mengungkapkan kebaikan dan kebenaran, serta turut menegakkan kedamaian di kala bumi pertiwi menitikkan air mata pada hari proklamasi kemerdekaan ini? [ECW]