Lakukanlah!
Filipi 4:2-9
Damai sejahtera adalah dambaan setiap orang. Orang yang memiliki damai sejahtera adalah orang yang hatinya tenang dan fokus hidupnya terarah kepada Tuhan. Namun, tidak dapat dihindari bahwa ada banyak faktor internal—seperti stres, depresi, dan kekhawatiran—maupun faktor eksternal—seperti konflik dan perpecahan—yang bisa membuat damai sejahtera hilang.
Bagaimana caranya agar damai sejahtera tetap ada di dalam diri orang percaya? Jawabannya adalah, ‚Lakukanlah!‛ Orang percaya harus meniru teladan yang telah diberikan oleh Rasul Paulus. Orang percaya harus melakukan apa yang telah dipelajari, diterima, didengar, dan dilihat pada diri Rasul Paulus. Keteladanan dan pengajaran Rasul Paulus pasti sesuai dengan kebenaran yang diajarkan Tuhan Yesus. Dalam bacaan Alkitab hari ini, Rasul Paulus menguraikan hal-hal yang perlu dilakukan, yaitu sehati sepikir (4:2), bersukacita (4:4), menebar kebaikan hati (4:5), tidak kuatir (4:6), berdoa (4:6), mengucap syukur (4:6), serta memikirkan semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji (4:8). Rasul Paulus telah menjadi teladan dalam semua hal di atas. Salah satu contoh adalah masalah bersukacita. Rasul Paulus telah mengalami berbagai macam penderitaan—termasuk dipenjara—tetapi ia tetap bisa bersukacita dan bersyukur kepada Tuhan. Dampak dari mengerjakan hal-hal di atas adalah bahwa damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal akan memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus. Pernyataan ini sesuai dengan apa yang dikatakan dalam 4:9, ‚... lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.‛
Sebagai orang percaya, kita harus terus mengerjakan keselamatan yang telah kita terima, termasuk melakukan hal-hal yang membentuk damai sejahtera dalam diri kita dan dalam diri orang lain. Sebagai contoh, jika kita melakukan ajaran tentang menebar kebaikan kepada orang lain—misalnya dengan cara memperlakukan orang lain secara sopan—maka tindakan itu akan membentuk damai sejahtera dalam diri kita dan dalam diri orang lain. Intinya, kita perlu menghadirkan Kristus, Sang Raja Damai, dan pengajaran-Nya dalam diri kita, sehingga damai sejahtera itu terus bertumbuh dalam hidup kita. [YZ]