GKY Sydney Transformational Church - Transforming People To Transform World

View Original

Kamu Ada di dalam Hatiku

Filipi 1:1-11

Pada masa kini, hubungan yang dilandasi oleh ketulusan merupakan sesuatu yang langka. Dengan mudah, kita dapat menjumpai orang yang mudah mengucapkan, ‚kamu ada di dalam hatiku‛, tetapi kenyataannya tidak demikian. Ada orang-orang yang dengan mulutnya mengatakan bahwa mereka mengasihi, tetapi ternyata—secara diam-diam—mereka menusuk dari belakang. Bahkan, kepentingan diri sendiri yang diutamakan dalam sebuah relasi.
Rasul Paulus mengungkapkan kedekatannya dengan jemaat Filipi dengan sebuah kalimat yang indah dan puitis ‚kamu ada dalam hatiku‛ (1;7). Ungkapan ini adalah ungkapan yang tulus tentang betapa berharganya jemaat Filipi bagi Rasul Paulus. Kesungguhan kasih Rasul Paulus terhadap jemaat Filipi ini diungkapkan dengan berbagai cara. Setiap kali mengingat jemaat Filipi, Rasul Paulus selalu mengucap syukur karena ia teringat kepada persekutuan—atau ‘keikutsertaan’—jemaat Filipi dalam pemberitaan Injil (1:3,5). Tampaknya, Rasul Paulus memiliki jadwal rutin untuk mendoakan jemaat Filipi. Setiap kali mendoakan mereka, Rasul Paulus selalu berdoa dengan sukacita (1:4). Rasul Paulus juga mengungkapkan bahwa ia sangat merindukan jemaat Filipi (1:8). Hal paling menakjubkan yang membuktikan ketulusan hati Rasul Paulus adalah bahwa saat menulis surat Filipi, ia sedang berada di penjara (1:7,13,14). Walaupun sedang menderita di dalam penjara, Rasul Paulus tetap mengingat jemaat Filipi. Tanpa ketulusan, Rasul Paulus tidak mungkin bisa ‚selalu‛ memikirkan dan merasa rindu agar jemaat Filipi semakin bertumbuh ke arah pengenalan akan Kristus, mengingat bahwa kondisi Rasul Paulus sendiri sangat memprihatinkan.
Apa yang menjadi rahasia Rasul Paulus dalam membangun sebuah relasi yang tulus? Rahasianya adalah bahwa relasi itu dilandasi oleh keindahan relasi yang terjalin antara Rasul Paulus dengan Kristus. Dia adalah hamba Kristus (1:1). Ketulusan Kristus yang telah memilih dia menjadi hamba-Nya mempengaruhi relasinya dengan jemaat Filipi, sehingga ia selalu melibatkan Allah dalam relasi yang tercipta antara dia dengan jemaat di Filipi. Dalam relasi dengan sesama, marilah kita mewujudkan ungkapan ‚kamu ada dalam hatiku‛ yang dilandasi oleh relasi kita dengan Tuhan, sehingga kita dapat menjalani relasi yang tulus dengan sesama. [YZ]