GKY Sydney Transformational Church - Transforming People To Transform World

View Original

Menegur Dengan Kasih

Galatia 4:12-20

Menegur kesalahan orang, apalagi agar teguran itu efektif, adalah sulit. Hal itu juga dialami oleh Rasul Paulus. Dia tahu bahwa tidak cukup menegur jemaat Galatia dengan menunjukkan kesalahan mereka atau menjelaskan apa yang dia inginkan dari mereka. Maka. di dalam bagian ini, Rasul Paulus mengingatkan jemaat Galatia akan hubungannya dengan mereka yang mesra dan betapa dia mengasihi mereka.
Permohonan Rasul Paulus adalah “jadilah sama seperti aku” (4:12). Dia memanggil jemaat Galatia untuk meniru dia dalam kesetiaan kepa-da berita Injil (2:5, 14). Dia menantang mereka untuk mati oleh hukum Taurat supaya hidup untuk Allah (2:19-20). Dia memohon agar mereka menjaga kemerdekaan mereka dan menikmati semua berkat yang terse-dia bagi mereka karena iman kepada Kristus (3:6-4:7). Permohonan ini didasarkan pada beberapa hal: Pertama, dia mengingatkan bahwa dia telah menjadi sama seperti mereka (4:12). Ketika memberitakan Injil kepada mereka, Rasul Paulus hidup seperti mereka. Dia tidak membuat jarak sama sekali antara dirinya dengan mereka. Dia menunjukkan bah-wa yang terpenting adalah iman kepada Kristus dan bukan hidup seperti orang Yahudi atau seperti orang Yunani. Kedua, dia mengingatkan mereka akan kasih mereka kepadanya (4:12-16). Waktu itu, mereka menyambut dia seperti menyambut Kristus Yesus dan mereka begitu bersukacita karena Injil yang dia beritakan kepada mereka, sehingga mereka rela mengorbankan apa saja untuk dia. Ketiga, dia menunjukkan bahwa kelompok pengacau di Galatia memiliki motivasi yang buruk—kontras dengan dia yang mengasihi mereka. Dia mengasihi mereka bukan saja dulu ketika memberitakan Injil kepada mereka, tetapi juga sekarang ketika mereka mengikuti Injil lain. Ia seperti seorang ibu yang sakit bersalin karena mereka (4:19).
Ada dua hal yang kita pelajari dari rasul Paulus di sini. Pertama, kasihnya yang luar biasa. Ia sangat menguatirkan jemaat Galatia. Apa yang akan terjadi bila mereka terus mengikuti Injil yang lain? Rasul Paulus tidak bisa tinggal diam karena dia mengasihi mereka seperti seorang ibu mengasihi anaknya. Apakah kita juga sangat mengasihi orang-orang yang kita layani? Kedua, dia menunjukkan kasih itu dengan tidak malu. Seringkali kita perlu menunjukkan dengan lebih jelas kasih sayang di balik teguran kita, apa lagi bila masalahnya berkaitan dengan Injil. Pikirkanlah bagaimana Anda akan melakukannya! [Pdt. Jeffrey Siauw]