Melayani(?), Bukan(!) Dilayani(…)
Markus 10:32-52
Saya berharap bahwa saya tidak membuat bingung pembaca yang membaca judul renungan hari ini. Yesus Kristus adalah Pribadi yang melayani. Dia berkata, “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani ...” Kalimat itu menghasilkan slogan populer, “Melayani, bukan dilayani.” Akan tetapi, bila kita berpikir kritis dan mengevaluasi mereka yang gembar-gembor mendengungkan slogan tersebut (tetapi tidak melakukannya), mungkin kita akan bertanya-tanya. Secara jujur, mungkin saja slogan itu sebenarnya telah berubah menjadi, “Melayani? Bukan!! Dilayani ...” Slogan kebanggaan orang Kristen itu menjadi olok-olok orang Kristen sendiri. Kenyataan ini membangkitkan rasa miris. Akan tetapi, harus diakui bahwa perubahan slogan seperti itu memang benar-benar ada di kalangan orang percaya. Jangankan seka-rang, pada zaman Yesus Kristus pun hal itu sudah terjadi. Untuk ketiga kalinya, Tuhan Yesus menyampaikan nubuatan bah-wa Ia akan diserahkan kepada para rohaniwan Yahudi yang akan men-jatuhi Dia hukuman mati dengan menyerahkan Dia kepada bangsa asing yang akan mengolok-olok, meludahi, menyesah, dan membunuh diri-Nya, tetapi pada hari ketiga Ia akan bangkit. Sayangnya, bukan rasa prihatin yang timbul dalam diri para pendengar-Nya (dua belas murid bakal rasul-Nya), melainkan kedahagaan untuk menjadi orang penting nomor dua yang menguasai hati, hasrat, dan harapan mereka. Walau-pun seakan-akan hanya Yakobus dan Yohanes yang haus akan posisi yang menggiurkan ini (10:35-37), sebenarnya kesepuluh murid yang lain pun punya kehausan yang sama (10:41)! Paling tidak, kejujuran Yakobus dan Yohanes yang berani mengakui sisi batin mereka yang tersembunyi perlu dihargai, tidak seperti para murid lain yang memendam hasrat mereka supaya bisa curi-curi kesempatan ketika waktunya datang tanpa diketahui saingan mereka. Hati-hati terhadap hasrat tidak kudus ini! Dunia mempromosikan kenyamanan, tetapi Kristus menjanjikan penderi-taan: pikul salib, dan sangkal diri. Utamakan melayani, bukan dilayani! Seperti yang biasa telah Ia lakukan, Tuhan Yesus memberi teladan dengan melayani seorang PENGEMIS BUTA bernama Bartimeus. Dia bu-kan siapa-siapa. Sementara orang lain mengabaikannya (menyuruh Bar-timeus diam), Yesus Kristus melayaninya. Tindakan ini meneguhkan inspi-rasi yang Ia katakan sebelumnya. Teladanilah Kristus! [GI Mario Novanno]