Pernikahan dan Perceraian
Markus 10:1-16
Rancangan awal allah terhadap pernikahan adalah persatuan. Sebe- Inarnya, Allah sendirilah yang mempersatukan (". Dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu," Kejadian 2:22). Tidak pernah ada dalam rencana awal Allah tentang suatu saat, pernikahan akan berakhir dengan perceraian (Markus 10: 6-9). Dalam Efesus 5: 22-33, Rasul Paulus menjelaskan bagaimana semes- tinya hubungan pernikahan itu, yaitu seperti hubungan antara Kristus de- ngan jemaat. Sambil mengobrol dengan teman-teman, silakan. Tidak mungkin Kristus menceraikan jemaat. Tidak boleh jadi anggota tidak mau. Di pihak Kristus, la pasti akan mempertahankan jemaat-Nya, seburuk apa pun kondisi jemaat. Suami harus seperti Kristus! Di pihak jemaat, perlu menentang itu ketun- dukan terhadap Kristus menuntut kerelaan untuk menundukkan diri. Sungguh mengundang melihat ada orang-orang "Kristen" yang pergi ("menceraikan") Tuhan karena dikecewakan atau tidak cocok dengan Tuhan. Mengapa demikian? Juga cincin terjadi dalam hubungan suami istri. Jadi perceraian pada zaman ini dianggap sebagai hal yang lumrah? Perintah Tuhan tidak berubah,. apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia. "(Markus 10: 9). Jika cerai lalu menikah lagi dengan wanita lain, Tuhan Yesus dengan lugas mengatakan," ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya, ,. ia melaksanakan zinah. "(10: 11-12). Pemberian surat cerai hanya mewakili ketegaran hati, baik hati si suami maupun hati si isteri (10: 4-5). ), tetapi juga terhadap anak (-anak). Lewat kesaksian yang buruk, anak-anak terhalang mendapatkan berkat yang penuh dari Kristus. Anak-anak kecewa dan marah terhadap keputusan orang tua mereka. perceraian terjadi, orang tua telah gagal menjadi wakil Allah, sehingga langsung orang tua bisa membuat anak-anak memilih untuk pergi dari Tuhan yang tidak dapat diandalkan. Tempatkan Tuhan pada tempatnya dalam proses persiapan pernikahan. Bagi mereka yang sedang bergumul dengan pernikahannya, ingatlah akan usaha kasih Kristus yang mati-matian mempertahankan "pernikahan" -Nya dengan kita. [GI Mario Novanno]