Ketaatan
Yosua 11
Ketaatan adalah salah satu tema yang penting dalam Kitab Yosua. Setelah berlaku sembrono dalam hal mengadakan ikatan perjanjian dengan orang-orang Gibeon tanpa meminta keputusan TUHAN (9:14-15), Yosua dan para pemimpin Israel yang lain berlaku lebih hati-hati agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Mereka berusaha menaati perintah Allah secara ketat. “Seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa, hamba-Nya itu, demikianlah diperintahkan Musa kepada Yosua dan seperti itulah dilakukan Yosua: tidak ada sesuatu yang diabaikannya dari segala yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.” (11:15). Ketaatan merupakan suatu pilihan. Kita dapat memilih untuk taat melakukan semua perintah Tuhan atau memilih untuk tidak taat. Dalam kitab 1 Samuel, dikisahkan tentang ketidaktaatan Raja Saul. Pertama, karena tidak sabar menanti kedatangan Nabi Samuel yang akan bertindak sebagai imam, Saul bertindak sendiri mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan yang sebenarnya hanya boleh dilakukan oleh seorang imam. Ketidaktaatan Saul itu membuat TUHAN menolak dia dan mencopot dia dari kedudukannya sebagai seorang raja (1 Samuel 13:13-14). Kedua, Saul tidak menaati perintah Allah untuk membunuh semua orang Amalek beserta dengan seluruh ternaknya. Ia hanya membunuh ternak yang tidak berharga dan buruk, sedangkan Agag (raja Amalek) serta ternak yang berharga dan tambun tidak di bunuh. Kepada Nabi Samuel, Raja Saul berdalih bahwa dia tidak membunuh ternak yang berharga dan tambun karena hendak memakai ternak tersebut sebagai persembahan korban kepada Allah, padahal bagi Allah, ketaatan lebih penting daripada korban bakaran (1 Samuel 15:15,22). Sayang, Raja Saul tidak bertobat setelah menerima teguran TUHAN yang disampaikan melalui Nabi Samuel. Sikap Raja Saul ini bertolak belakang dengan sikap Yosua yang walaupun pernah gagal—untuk menaati perintah Allah—dalam hal membuat ikatan perjanjian dengan orang-orang Gibeon, namun kemudian berusaha menaati semua perintah TUHAN (Yosua 11:15). Ketaatan Yosua membuat bangsa Israel selalu berhasil memenangkan setiap pertempuran (11:16-17). Sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, marilah kita berusaha untuk selalu berusaha menaati seluruh kehendak Allah. [GI Mathindas Wenas]