GKY Sydney Transformational Church - Transforming People To Transform World

View Original

Tidak Seindah Kelihatannya

Markus 8:27-38

Dunia ini memiliki standarnya sendiri. Ketika pertama kali membaca pengakuan Petrus bahwa Yesus adalah Mesias, saya terkagum-kagum. Pengakuan itu tidak pernah terpikir oleh para murid lain. Mengapa hanya Petrus yang berpikir seperti itu? Apakah Petrus adalah murid yang kerohaniannya paling dewasa? Apakah Petrus adalah satu-satunya yang dipilih untuk mendapatkan penyataan dari Bapa di Sorga? Petrus pasti orang yang istimewa! Apa standar yang saya pakai sehingga saya kagum terhadap Petrus?
Ketika Tuhan Yesus memarahi Petrus, kekaguman saya terhadap Petrus menjadi sirna dalam sekejap. Bagi Petrus, tidak semestinya Mesias menanggung banyak penderitaan, ditolak imam-imam kepala dan para ahli Taurat, bahkan mati dibunuh! Mesias seharusnya megah dan mulia! Bagaimana mungkin Mesias mengalami kesusahan seperti orang-orang terhukum? Mesias versi Petrus berbeda kriteria dengan versi Tuhan. Pengakuan Petrus tidak seindah pemahamannya. Kelihatannya, Petrus punya kualitas yang wow, tetapi ternyata pemahamannya dangkal. Kualitas Petrus tidak seindah apa yang nampak.
Ada yang lebih penting dari sekadar menilai kualitas seorang seperti Petrus. Sebagaimana Sang Mesias telah mengalami penderitaan, setiap pengikut Mesias juga harus mengalami penderitaan yang serupa. Pengikut Mesias harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikut Sang Mesias. Secara tidak langsung, Sang Mesias mengatakan bahwa setiap orang yang mau mengikut Dia harus rela kehilangan nyawanya karena Dia dan karena Injil.
Ternyata bahwa memiliki status sebagai anak Allah dan sebagai murid Kristus tidak otomatis menjamin adanya privilege (hak istimewa) yang dalam standar dunia seharusnya melekat pada status itu sendiri. Menjadi pengikut Kristus menghadapkan kita pada pilihan-pilihan sulit karena adanya pergolakan batin antara menuruti keingingan diri sendiri atau taat pada perintah Allah. Secara terang-terangan, Yesus Kristus mengatakan bahwa setiap orang yang mau mengikut Dia harus menyangkal diri dan memikul salib. Hidup tidak akan menjadi lebih mudah, bahkan mungkin lebih buruk (secara keuangan, kesejahteraan, kesehatan). Setiap hari kita harus belajar melepas ego. Menjadi murid tidaklah seindah sangkaan orang. Akan tetapi, kesusahan kita akan tertutup oleh kemuliaan yang akan kita terima di masa depan! [GI Mario Novanno]