Jangan Salah Hitung!
Yesaya 33
Umat Allah sering salah hitung dalam menilai keadaan! Kesalahan itu disebabkan karena mereka hanya memperhitungkan hal-hal yang kelihatan dan tidak memperhitungkan campur tangan Allah. Mereka menghitung kekuatan diri mereka sendiri dan kekuatan musuh, tetapi tidak mempertimbangkan bahwa ada Allah yang bisa memberi kekuatan dan bisa membuat mereka memenangkan pertempuran. Umat Allah dari Kerajaan Yehuda merasa ketakutan saat menghadapi serbuan tentara Asyur dan mereka merasa sangat kesal terhadap Kerajaan Mesir yang mengingkari janji untuk membantu mereka melawan tentara Asyur (33:7-8). Mereka ketakutan karena mereka tidak memperhitungkan kekuatan Allah! Mereka lupa bahwa dalam sejarah umat Israel, telah nyata bahwa kemenangan mereka dalam peperangan bukan ditentukan oleh kekuat-an militer, tetapi oleh penyertaan Allah.. Sekalipun demikian, sikap bang-sa Mesir yang mengingkari janji telah membuat umat Allah dari Kerajaan Yehuda tidak memiliki pilihan lain selain bersandar kepada Allah saja. Hanya setelah umat Allah merasa tak berdaya menghadapi serbuan tentara Asyur dan kemudian bersandar kepada pertolongan Allah saja, barulah Allah bertindak menolong dengan cara yang tidak pernah mereka duga: Malaikat TUHAN membunuh seratus delapan puluh lima ribu orang tentara Asyur, sehingga Sanherib—raja Asyur—kembali ke Niniwe, yaitu ibu kota Kerajaan Asyur, kemudian ia dibunuh oleh anak-anaknya sendiri (2 Raja-raja 19:35-37). Bayang-bayang kekalahan dalam pemikiran umat Yehuda diganti dengan kemenangan yang tak pernah mereka pertimbangkan sebelumnya.
Kondisi umat Allah dari Kerajaan Yehuda yang tidak mempertim-bangkan campur tangan Allah menggambarkan kondisi umat Tuhan di sepanjang masa. Saat menghadapi kesulitan atau tantangan, bukankah banyak orang Kristen yang lupa bahwa Allah itu Mahakuasa dan Ia sanggup melakukan hal-hal yang tak pernah terlintas dalam pikiran kita. Kadang-kadang, Allah sengaja membiarkan kita berada dalam situasi terjepit untuk memaksa kita bersandar penuh kepada-Nya. Saat Anda menghadapi masalah yang Anda pikir merupakan jalan buntu, apakah Anda berani untuk tetap mengharapkan pertolongan Tuhan dengan keyakinan bahwa Allah sanggup menolong dengan cara yang di luar dugaan Anda? [P]