GKY Sydney Transformational Church - Transforming People To Transform World

View Original

Rahasianya: Berada di Hadirat Tuhan

Mazmur 27

Setiap orang pasti pernah merasa takut. Rasa takut—beserta rasa ce-mas, khawatir, gelisah—ketika menghadapi situasi yang sulit adalah bagian dari sistem kejiwaan yang dirancang Tuhan sejak semula. Akan tetapi, perasaan takut yang berlebihan bisa membuat kita menjadi sulit tidur, sukar konsentrasi, dan—yang paling parah—membuat kita meng-alami depresi. Oleh karena itu, perasaan takut harus dikelola.
Daud sudah terbiasa menghadapi situasi sulit dan tekanan besar. Sebagai panglima perang, ia biasa menghadapi pasukan musuh yang jauh lebih kuat daripada pasukannya. Ia pernah hidup dikejar-kejar oleh Saul dan tentaranya untuk kejahatan yang tidak pernah ia lakukan. Sebagai seorang raja, ia punya banyak kawan, tetapi ia juga memiliki lawan-lawan yang ganas (27:2). Jika kita membayangkan Daud sebagai seorang yang tidak punya rasa takut, kita keliru. Seperti orang lain, Daud juga pernah merasa takut (1 Samuel 23:15), bahkan ia pernah merasa sangat takut (1 Samuel 21:12). Akan tetapi, inilah yang dilakukan Daud saat merasa takut: ia menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya (1 Samuel 30:6). Terlalu banyak alasan bagi Daud untuk menaruh rasa percaya yang penuh kepada TUHAN. Perhatikan bahwa saat kegelapan meliputi Daud, TUHAN adalah terang baginya. Saat Daud terjepit, TUHAN menjadi keselamatannya. Saat serangan bertubi-tubi tertuju padanya, TUHAN menjadi benteng hidupnya, sehingga ia terlindung dari bahaya (Mazmur 27:1-5). Daud tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa takut karena ia memercayai TUHAN (27:13-14). Yakinilah bahwa sampai saat ini, Tuhan tetap ‘memainkan’ peran yang sama dalam kehidupan anak-anak-Nya. Yang menjadi tanggung jawab kita adalah menaruh rasa percaya penuh kepada Tuhan.
Daud tidak mau membiarkan situasi yang terus berubah meng-guncang kepercayaannya kepada TUHAN. Situasi bisa dan pasti berubah, dan hidup kelihatannya tidak akan menjadi lebih mudah. Seperti Daud yang meyakini bahwa jika ia berada di hadirat TUHAN, ia akan menyaksikan kemurahan TUHAN (27:4); maka ketika kita menya-dari kehadiran Allah dalam segala situasi, kita dapat meyakini bahwa kita akan melihat kemurahan Tuhan, bahkan dapat menikmatinya sekali-pun di tengah situasi yang sulit. TUHAN tidak pernah meninggalkan kita. Dia adalah Imanuel. [MN]