GKY Sydney Transformational Church - Transforming People To Transform World

View Original

Hukuman adalah Anugerah

Imamat 26

Tuntutan Allah mencakup dua hal, yaitu sikap terhadap Allah dan ketaatan terhadap perintah-Nya. Karena kita adalah makhluk sosial (yang terpengaruh oleh orang-orang di sekeliling kita), waspadalah agar pandangan kita tentang Allah dan kesetiaan kita terhadap kehendak-Nya tidak terpengaruh oleh masyarakat di sekitar kita. Karena hukum-hukum Allah baru diberikan pada zaman Musa, Allah ingin memisahkan umat Israel dari bangsa-bangsa kafir yang bisa menyesatkan mereka. Salah satu godaan terbesar adalah bahwa bangsa-bangsa kafir pada zaman kuno umumnya menyembah sembahan berupa patung yang bisa dilihat. Membuat patung sebagai sembahan yang menggambarkan Allah Israel adalah tindakan merendahkan atau melecehkan karena Allah Israel berbeda dengan sembahan bangsa-bangsa kafir (26:1). Ketetapan tentang Sabat, upacara keagamaan yang berpusat pada Kemah Suci, dan perintah-perintah yang mengatur cara hidup umat Israel adalah tuntutan Allah yang harus terus dipelihara oleh bangsa Israel (26:2-3).

Allah telah berjanji bahwa ketaatan terhadap ketetapan dan perintah-Nya akan mendatangkan berkat (26:4-13). Sebaliknya, pelang-garan terhadap ketetapan dan perintah Allah akan mendatangkan hukuman. Hukuman bertujuan agar umat Israel yang tersesat segera bertobat dan kembali kepada Allah. Bila hukuman tersebut diabaikan, Allah akan menjatuhkan hukuman yang semakin berat untuk mengingat-kan umat-Nya (26:14-39). Hukuman puncak adalah hukuman pembu-angan (mereka diserakkan di antara bangsa-bangsa lain, 26:33), dan hal ini benar-benar terwujud di masa depan. Sekalipun demikian, ancaman hukuman ini juga disertai dengan janji pemulihan bila umat Israel mau bertobat (26:40-45). Hukuman Allah tidak pernah dimaksudkan untuk membinasakan umat-Nya, melainkan untuk menyadarkan umat-Nya akan dosa mereka, dan agar umat-Nya kembali kepada Allah. Dalam kehidupan kita, Allah juga sering memakai kegagalan, kekecewaan, dan berbagai macam masalah untuk mengingatkan kita agar kita hidup dalam ketaatan kepada-Nya. Oleh karena itu, bila Anda menghadapi bermacam-macam masalah dan kegagalan, Anda harus melakukan introspeksi diri. Apakah Anda telah membiasakan diri untuk melakukan introspeksi diri saat Anda menghadapi berbagai macam masalah dalam kehidupan Anda? [GI Purnama]