“Penyakit” yang Tidak Dapat Diobati
Imamat 14
Penyakit kusta adalah penyakit khusus yang tidak dapat diobati de-ngan obat. Dalam Alkitab, beberapa kali penyakit ini muncul sebagai wujud hukuman Allah. Miryam—kakak Musa—mengata-ngatai Musa karena Musa mengambil seorang perempuan Kush sebagai istri, lalu ia mempertanyakan kepemimpinan Musa. Sikap Miryam ini tidak berkenan di hati Tuhan, sehingga Miryam dihukum Tuhan dengan penyakit kusta (Bilangan 12). Saat Naaman—panglima raja Aram—disembuhkan dari penyakit kusta oleh Nabi Elisa, Naaman hendak memberi uang, tetapi Nabi Elisa menolak. Akan tetapi, tanpa seizin Nabi Elisa, Gehazi—pembantu Nabi Elisa—justru melakukan siasat untuk mendapat uang dari Naaman. Akibatnya, Gehazi dihukum Tuhan dengan penyakit kusta (2 Raja-raja 5). Uzia—raja Yehuda yang semula baik—menjadi sombong setelah posisinya kuat. Kesombongannya membuat ia ingin melaksana-kan sendiri upacara pembakaran ukupan yang hanya boleh diselengga-rakan oleh seorang imam. Akibatnya, Raja Uzia dihukum Tuhan dengan penyakit kusta (2 Tawarikh 26).
Ketiga contoh di atas menunjukkan bahwa penyakit kusta berkait-an dengan masalah rohani, sehingga penderita penyakit kusta dianggap najis (menjijikkan), harus diasingkan (sanksi sosial), dan dilarang meng-ikuti upacara keagamaan. Yang menentukan bahwa seseorang benar-benar terkena penyakit kusta adalah imam, bukan hakim atau tabib. Pemeriksaan penyakit kusta dilakukan secara teliti supaya perlakuan sanksi sosial tidak sampai diberlakukan kepada orang yang salah. Imam pula yang menentukan bahwa seseorang sudah tahir (bersih) dari penya-kit kusta. Adanya ketentuan pemeriksaan ketahiran oleh imam menun-jukkan bahwa orang yang terkena penyakit kusta bisa sembuh, tetapi bukan melalui pengobatan. Karena penyakit kusta bukan penyakit biasa, keputusan tahir harus dilakukan melalui serangkaian upacara.
Saat ini, penyakit kusta yang kita kenal dapat diobati dengan obat, sehingga berbeda dengan penyakit kusta pada zaman Alkitab. Akan tetapi, ada “penyakit” lain yang membuat setiap orang dilahirkan dalam keadaan “najis” di hadapan Allah, yaitu dosa. Dosa tidak dapat diobati dengan cara apa pun, kecuali melalui penebusan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus di kayu salib! Apakah Anda sudah mengalami penebusan dosa yang bisa membuat Anda menjadi tahir? [GI Purnama]