<strong>Pengetahuan Atau Kasih</strong>
Bacaan Alkitab hari ini:
1 Korintus 8
Mana yang lebih penting dalam kehidupan orang percaya: Memiliki pengetahuan yang banyak tentang firman Tuhan ataukah memiliki kasih? Memiliki pengetahuan tentang firman Tuhan adalah hal yang baik karena seseorang dapat bertumbuh imannya melalui pengetahuan yang benar itu. Orang yang memiliki pengetahuan yang benar juga dapat menghadapi berbagai macam pengaruh ajaran sesat dan dapat memberi jawaban kepada orang yang mempertanyakan imannya. Sekalipun demikian, Rasul Paulus mengatakan bahwa pengetahuan yang banyak amat berisiko untuk membuat orang menjadi sombong, sedangkan kasih bersifat membangun (8:1). Dalam kehidupan bergereja dan berjemaat, menurut Rasul Paulus, lebih penting mengutamakan kasih ketimbang pengetahuan.
Pengetahuan tanpa kasih dapat membuat orang lain yang lebih lemah hati nuraninya‒karena belum mencapai pengetahuan yang dalam‒menjadi tersandung (8:7-9). Pengetahuan apakah yang dimaksud disini? Pengetahuan bahwa makan daging yang telah dipersembahkan kepada berhala tidak akan berdampak apa-apa terhadap diri orang percaya. Berhala-berhala yang disembah di kuil-kuil itu tidak nyata dan tidak ada. Allah adalah Esa. Ilah-ilah atau dewa-dewi yang dipercaya masyarakat itu sebenarnya tidak ada karena Allah hanya Satu, yaitu Allah Pencipta Langit dan Bumi yang menyatakan diri-Nya melalui Yesus Kristus (8:4-6). Pengetahuan ini tidak (atau belum) dimiliki oleh semua orang percaya di Korintus pada waktu itu, mungkin karena latar belakang mereka adalah mantan penyembah berhala atau dewa/dewi.
Meskipun pengetahuan yang dimiliki seseorang membuatnya bebas untuk makan daging, walaupun daging itu mungkin pernah dipersembahkan kepada berhala, namun kasih terhadap anggota jemaat yang lemah iman membuat ia seharusnya tidak makan di dalam kuil berhala agar tidak menjadi batu sandungan (8:9-10). Mengapa ada orang Kristen yang membeli atau makan daging di kuil berhala? Kemungkinan, daging yang dijual di kuil berhala adalah bagian imam yang dijual karena sang imam tidak mau memakannya. Oleh karena itu, harga daging di situ lebih murah bila dibandingkan dengan harga daging yang dijual di pasar. Kasih kepada sesama seharusnya membuat kita lebih peka dan selalu berusaha untuk tidak menjadi batu sandungan. [GI Wirawaty Yaputri]