<strong>Hidup dalam Ketaatan</strong>
Bacaan Alkitab hari ini:
Keluaran 31
Allah bukan hanya memberikan petunjuk secara sangat terperinci kepada Musa mengenai pembuatan Kemah Suci dan perabot-perabot yang diperlukan untuk peribadatan, tetapi Dia juga menunjuk, menetapkan, dan melengkapi orang-orang yang mengerjakan pembuatan Kemah Suci tersebut. Perlu diingat bahwa Allah menghendaki agar pembuatan Kemah Suci dan perabot-perabot tersebut dilaksanakan persis seperti instruksi yang telah Allah berikan (31:2-11). Pemberian instruksi yang terperinci ini menunjukkan bahwa kehendak Allah tidak hanya bersifat umum, tetapi mencakup pula kehendak yang bersifat khusus (terperinci). Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa kita perlu mencari kehendak Allah bukan hanya secara umum (garis besar), tetapi kita perlu mencari kehendak Allah secara spesifik (terperinci).
Perlu diingat bahwa ketaatan yang dituntut Allah dari umat-Nya itu mencakup dua hal, yaitu ketaatan secara etis dalam kehidupan sehari-hari (menyangkut relasi dengan sesama) dan ketaatan dalam hal ibadah (menyangkut relasi dengan Tuhan). Kedua arah ketaatan ini harus dilaksanakan bersama-sama. Untuk menjaga agar hidup kita dijalani secara seimbang, Allah menetapkan bahwa pekerjaan orang Israel harus diselesaikan dalam enam hari, dan hari ketujuh dikhususkan sebagai hari perhentian (Sabat). Penetapan Sabat ini sangat penting, bukan hanya agar kita bisa beristirahat secara fisik, tetapi juga agar kita selalu mengingat Allah sebagai sumber segala kebaikan yang kita terima. Bila kita bekerja selama tujuh hari dalam seminggu, hidup kita akan menjadi tidak sehat, baik secara jasmani maupun secara rohani.
Adanya Sabat tidak berarti bahwa ketaatan yang dituntut Allah hanyalah ketaatan sehari dalam seminggu. Sesungguhnya, Allah menuntut ketaatan dalam seluruh hidup kita! Dengan menyisihkan hari Sabat untuk Tuhan, kita mengaitkan ketaatan dalam kehidupan sehari-hari dengan ketaatan secara rohani dalam hubungan dengan Allah. Sabat mengingatkan kita bahwa hidup kita tidaklah bebas semau kita. Sabat memberi kesempatan berpikir dan menyiapkan diri dalam menghadapi realitas kehidupan sehari-hari. Relasi dengan Allah adalah sumber kekuatan untuk menjalani hidup sehari-hari dalam ketaatan kepada kehendak Allah. Saat ini, orang Kristen tidak lagi beribadah pada hari Sabat (hari ketujuh), melainkan pada hari Minggu (hari pertama) untuk mengingat Kristus yang telah bangkit dari kematian. [GI Purnama]