Pakaian Kemuliaan
Bacaan Alkitab hari ini:
Keluaran 28
Harun dan anak-anaknya adalah generasi pertama pemegang jabatan imam (28:1). Harun menjabat sebagai imam besar yang pertama dan anak-anak Harun menjabat sebagai imam biasa. Orang-orang dari suku Lewi di luar keluarga Harun—termasuk keluarga Musa—tidak menjabat sebagai imam. Sebelum Harun dan anak-anaknya menjabat sebagai imam, fungsi imam dilaksanakan oleh Musa (bandingkan dengan Mazmur 99:6). Hal ini nampak dari kenyataan bahwa Musa-lah yang menahbiskan Harun dan anak-anaknya ke dalam jabatan sebagai imam besar dan imam-imam biasa (pasal 29).
Jabatan imam besar adalah jabatan mulia, yang ditandai oleh dikenakannya pakaian yang amat mewah (28:4-39) yang disebut sebagai perhiasan kemuliaan (28:2). Allah sendiri yang menetapkan pakaian dinas bagi para imam—termasuk imam besar—berupa kemeja, serban (penutup kepala), ikat pinggang, dan celana dari lenan halus, yang harus selalu dipakai saat melaksanakan tugas di Kemah Pertemuan atau Kemah Suci (28:39-43). Khusus bagi imam besar, pakaiannya dilengkapi dengan baju efod beserta tutup bahu dan sabuk, tutup dada pernyataan keputusan, gamis panjang (jubah) dengan giring-giring dan buah delima di bagian bawah, serta patam (pelat) emas di dahi (28:4-38). Dari satu sisi, pakaian dinas imam besar yang amat mewah ini membangkitkan rasa kagum dan hormat dari umat Israel kepada Allah. Dari sisi lain, pakaian kehormatan semacam ini menuntut para imam untuk menjaga kehidupannya agar tanpa cacat sehingga pantas untuk dihargai oleh umat Allah. Ide pakaian jabatan yang membuat pemakainya nampak mengagumkan ini ditiru oleh gereja-gereja tradisional yang menuntut agar para pendeta selalu mengenakan pakaian jabatan saat melaksanakan tugasnya, khususnya saat memimpin upacara gerejawi.
Walaupun jabatan sebagai imam besar merupakan jabatan bergengsi, Musa tidak mau mengambil jabatan ini untuk dirinya atau untuk anak-anaknya. Musa dan keluarganya rela menerima posisi sebagai orang Lewi biasa tanpa jabatan imam. Musa sendiri sudah sangat sibuk dengan kedudukannya sebagai pemimpin umat Israel yang sekaligus melaksanakan fungsi sebagai seorang nabi yang menyampaikan kehendak Alah kepada umat Israel. Apakah Anda rela membiarkan orang lain menempati posisi yang lebih terhormat dari posisi Anda? [GI Purnama]