<strong>Perabot dan Struktur Kemah Suci</strong>
Bacaan Alkitab hari ini:
Keluaran 27
Bahan dasar yang dipakai untuk membuat perabot di Kemah Suci adalah emas, perak, tembaga (25:3), dan kayu penaga (25:5). Kayu penaga adalah jenis kayu hitam yang tumbuh di padang pasir. Kayu ini sangat awet (tidak akan menjadi rapuh) dan tahan api, sehingga dipakai sebagai bahan utama untuk membuat tabut (peti), mezbah (meja), serta kayu pengusung. Perabot dalam Kemah Suci—yaitu Tabut Perjanjian atau Tabut Hukum (25:10-22), Meja (Mezbah) Roti Sajian dan peralatannya (25:23-30), Kandil (tempat lampu) dengan Tujuh Cabang (25:31-40), dan Mezbah Pembakaran Ukupan (30:1-10)—dibuat dari emas atau dari kayu penaga yang dilapis dengan emas, sedangkan perabot yang berada di luar Kemah Suci—Mezbah Korban Bakaran (27:1-8) dan Bejana Pembasuhan (30:18-21)—dibuat dari tembaga atau dari kayu penaga yang dilapis dengan tembaga. Perhatikan bahwa perabot dalam Kemah Suci berkaitan dengan ibadah atau perjumpaan dengan TUHAN, sedangkan perabot di luar Kemah Suci berkaitan dengan upacara penyucian bagi seseorang yang hendak menghadap Allah.
Allah tidak pernah bekerja sembarangan. Rancangan struktur Kemah Suci dan bahan-bahan yang dipakai memiliki makna penting. Penempatan Mezbah Korban Bakaran dan Bejana Pembasuhan di luar Kemah Suci memiliki makna bahwa seseorang yang ingin menghadap Allah (yang menyatakan diri-Nya di atas Tutup Pendamaian—yaitu penutup Tabut Perjanjian, Imamat 16:2) harus lebih dulu mengalami penyucian melalui persembahan korban bakaran dan bejana pembasuhan. Korban bakaran melambangkan Yesus Kristus sebagai Anak Domba Allah yang mengorbankan diri-Nya sendiri di kayu salib. Bejana pembasuhan melambangkan penyucian oleh darah Kristus yang telah dicurahkan di kayu salib. Tanpa melalui Yesus Kristus, tidak ada seorang pun yang dapat menghadap Allah (bandingkan dengan Yohanes 14:6). Apakah Anda sudah mengalami penyucian dosa? Anda tidak mungkin mengalami penyucian dosa bila Anda tidak/belum percaya kepada Yesus Kristus. Bila Anda sudah mengalami penyucian dosa melalui Yesus Kristus, Anda menjadi manusia baru di dalam Kristus. Sebagai manusia baru, Anda hanya akan bisa bertumbuh bila Anda terus-menerus membina relasi dengan Allah melalui doa serta pembacaan dan penerapan firman Allah dalam kehidupan Anda! [GI Purnama]