GKY Sydney Transformational Church - Transforming People To Transform World

View Original

<strong>Jangan Mencuri (10 Hukum Allah)</strong>

Bacaan Alkitab hari ini:
Keluaran 20:15 (Hukum Kedelapan)

Hukum kedelapan mengatur bagaimana manusia harus bersikap terhadap sesamanya dalam kaitan dengan hak kepemilikian di dalam hidup ini. Allah mengizinkan manusia untuk memiliki barang-barang dalam hidupnya, namun kita harus menyadari bahwa alam semesta beserta seluruh isinya adalah milik Allah (Mazmur 24:1). Sesungguhnya, manusia adalah pihak yang dipercaya oleh Allah untuk mengelola kepunyaan-Nya, dengan tujuan akhir agar nama-Nya semakin dimuliakan (Kejadian 1:28, Yesaya 43:7).

Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, natur manusia yang telah tercemar oleh dosa membuat manusia kehilangan kepedulian dan lebih memikirkan kepentingannya sendiri. Oleh karena itu, Rasul Paulus mengingatkan agar kita lebih mendahulukan kepentingan orang lain daripada diri sendiri (Filipi 2:1-11). Manusia yang tercemar oleh dosa juga dapat merasa iri kepada sesamanya (Yakobus 3:14). Dorongan untuk mementingkan kepuasan diri sendiri serta perasaan iri membuat manusia akhirnya mencuri hak milik orang lain (Amsal 6:30, Keluaran 22:1-4). Dalam penilaian Allah, mencuri itu salah karena Allah telah menetapkan bagian yang dimiliki dan boleh dikelola oleh seseorang. Mencuri adalah dosa karena tindakan itu tidak mencerminkan kasih kepada orang lain. Setiap pencuri harus menyadari firman Tuhan yang dengan keras berkata, “Pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah” (1 Korintus 6:10). Rasul Paulus meminta agar seorang mantan pencuri tidak lagi mengulangi perbuatan yang tidak terpuji itu, namun bekerja keras supaya dapat membantu orang lain yang berkekurangan (Efesus 4:28).

Saya percaya bahwa para pembaca Gema bukanlah pencuri harta benda yang dimiliki orang lain. Akan tetapi, kita perlu mewaspadai kemungkinan mencuri hal-hal yang bersifat non-materi, misalnya mencuri waktu (menggunakan jam kerja untuk melakukan aktivitas lain yang tidak terkait dengan pekerjaan, padahal sebenarnya ada tugas yang harus dikerjakan pada waktu yang sama) atau menggunakan fasilitas kantor (atau fasilitas organisasi) yang seharusnya tidak boleh dipakai untuk kepentingan diri sendiri. Waspadalah dan jadilah orang yang berintegritas dalam setiap aspek kehidupan Anda. [Pdt. Emanuel Cahyanto Wibisono]