Rahasia Kehidupan Tuhan Yesus
Bacaan Alkitab hari ini:
Matius 14
Pasal ini dimulai dengan kisah kematian Yohanes Pembaptis yang disebabkan karena ia berani menegur raja Herodes Antipas yang telah mengambil (merebut) istri Filipus, saudaranya sendiri. Setelah mendengar berita tentang kematian Yohanes, dalam keadaan sedih, Tuhan Yesus meningkir dan hendak menyendiri. Namun, orang banyak terus mengikuti Dia. Saat melihat orang banyak, hati Tuhan Yesus tergerak oleh belas kasihan, sehingga Ia melayani mereka lebih dulu. Menjelang malam, Tuhan Yesus melakukan mujizat memberi makan lebih dari 5000 orang hanya dengan lima roti dan dua ikan. Setelah itu, Ia memerintahkan para murid-Nya pergi mendahului ke seberang serta menyuruh orang banyak pulang, lalu Ia menyendiri dan berdoa di atas bukit (14:13-23). Setelah berdoa, Dia menyusul para murid. Saat kapal para murid terkena badai, Tuhan menenangkan badai itu dan membuat semua orang yang melihat kejadian itu mengaku bahwa Yesuslah Anak Allah (14:24-33).
Kisah ini memberi teladan bahwa Tuhan Yesus tidak terus-menerus melayani tanpa henti. Dia tahu bahwa tujuan kedatangan-Nya ke dunia bukan hanya untuk menyembuhkan orang sakit, tetapi untuk memulihkan manusia yang dalam keadaan terpisah dengan Allah karena dosa. Ia menebus manusia dari hukuman dosa melalui pengorbanan-Nya di kayu salib. Kesedihan (karena mendengar kabar kematian Yohanes Pembaptis) mendorong Tuhan Yesus untuk menyendiri guna berdoa dan berdiam bersama Allah Bapa. Akan tetapi, belas kasihan terhadap banyak orang yang membutuhkan pelayanan-Nya membuat Ia baru melaksanakan rencana-Nya setelah pelayanan-Nya selesai. Rahasia kekuatan Tuhan Yesus dalam melayani adalah bahwa Dia menyediakan waktu khusus untuk berdiam diri bersama Allah Bapa.
Masalah dan tuntutan pelayanan akan terus muncul dan tidak akan pernah habis. Bagaimana kita bisa menjaga agar hidup kita tetap sesuai dengan kehendak Allah? Kita harus menyediakan waktu untuk menyendiri bersama dengan Allah tanpa gangguan. Saat menyendiri bersama dengan Allah, kita seperti mengisi bahan bakar agar Allah kembali mengarahkan hidup kita, sehingga kita tetap mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Apakah Anda sudah membiasakan diri menyediakan waktu setiap hari untuk menyendiri bersama dengan Allah? [FL]