GKY Sydney Transformational Church - Transforming People To Transform World

View Original

Kasih adalah Kegenapan dari Hukum

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 22

Kegagalan tidak membuat orang-orang Farisi, orang-orang Saduki, dan para ahli Taurat menyerah. Mereka terus berusaha menjatuhkan Tuhan Yesus. Mereka berkomplot dan menyusun strategi baru untuk menjebak Tuhan Yesus dengan pertanyaan “Guru hukum manakah yang terutama dalam Hukum Taurat?” (22:34-36). Pada zaman itu, orang Yahudi memiliki berbagai pendangan tentang hukum mana yang paling penting: ada yang menganggap Hukum Sunat paling penting, yang lain menganggap Hukum Sabat paling penting, dan yang lain lagi menganggap Hukum Korban yang paling penting. Apa pun jawaban Tuhan Yesus, orang yang tidak sependapat pasti akan menyerang. Namun, jawaban Tuhan Yesus sangat bijaksana, Dia merangkum seluruh hukum Perjanjian Lama dalam dua hal, yaitu “Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” serta “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”.

Kasih adalah kegenapan dari hukum. Orang yang mengasihi tidak akan melanggar hukum karena orang yang mengasihi suatu obyek akan berusaha memberikan yang terbaik untuk obyek yang dikasihinya itu. Sebagai contoh: undang-undang perlindungan anak dibuat karena ada orang tua atau pengasuh anak yang tidak sungguh-sungguh mengasihi anak yang diasuhnya. Jika semua orang tua atau pengasuh anak sangat mengasihi anak, undang-undang perlindungan anak tidak diperlukan. Orang yang mengasihi pasti menaati hukum, tetapi orang yang menaati hukum belum tentu mengasihi. Jadi, Tuhan ingin agar relasi kita dengan Dia merupakan relasi yang penuh kasih, karena kita akan menyembah apa atau siapa yang kita kasihi. Apa yang kita kasihi atau rindukan akan menjadi identitas yang mendorong semua tindakan kita.

Syukurlah bahwa Allah tidak hanya memerintah dari sorga, tetapi Ia memberi teladan melalui kehadiran Tuhan Yesus yang sangat mengasihi Allah Bapa (Yohanes 14:31) serta sangat mengasihi manusia. Ia rela memberikan segala-gala-Nya, bahkan menyerahkan nyawa-Nya sendiri untuk keselamatan manusia dan untuk memulihkan relasi manusia dengan Allah (Yohanes 3:16). Bagaimana relasi Anda dengan Tuhan saat ini? Tuhan ingin kita mengasihi Dia karena Dialah pribadi yang paling pantas kita kasihi. Bila kita benar-benar mengasihi Tuhan, kita pasti mengasihi manusia yang Tuhan kasihi. [FL]