GKY Sydney Transformational Church - Transforming People To Transform World

View Original

Bukti Kesetiaan Tuhan (6)

Bacaan Alkitab hari ini:

Kejadian 33

Tembok Berlin merupakan monumen yang menandai kekejaman Perang Dunia Kedua yang berakhir pada tahun 1945. Perang itu telah menghancurkan sebagian besar Eropa Barat. Tembok tersebut merupakan garis pemisah antara Blok Barat (NATO) dengan Blok Timur. Nyaris tidak ada seorang pun yang bisa mengharapkan perdamaian abadi di antara kedua Blok tersebut, terutama di masa perang dingin. Namun, pada bulan November 1989, dimulailah era baru yang ditandai dengan penghancuran Tembok Berlin yang berlangsung secara berangsur-angsur sampai 13 Januari 1990. Penghancuran Tembok Berlin ini merupakan tanda perdamaian antara kedua Blok yang bertikai. Banyak pihak terperangah melihat sesuatu yang mustahil tersebut dapat terwujud.

Perdamaian antara Yakub dan Esau yang dikisahkan dalam pasal 33 juga merupakan suatu perdamaian yang tidak pernah bisa diperkirakan sebelumnya, mengingat sejarah hubungan Yakub dan Esau di masa lampau yang penuh pertikaian. Yakub sendiri pun menyadari betapa parahnya keretakan hubungan antara dirinya dengan Esau, sehingga ia merasa sangat gentar saat hendak bertemu dengan Esau, seperti yang bisa kita baca dalam pasal 32. Yang menjadi pertanyaan adalah, Apa gerangan yang terjadi, sehingga Esau bisa berubah sikap secara drastis (Esau menyambut Yakub dengan hangat)?

Jawabannya tentu saja adalah karena berkat campur tangan Tuhan sebagai bentuk kesetiaan-Nya pada janji-Nya sendiri terhadap Yakub (31:3; 32:9, 12). Hal ini menjadi menarik karena sesungguhnya Tuhan tidak memiliki kewajiban sama sekali kepada Yakub untuk mempermudah jalan hidupnya, karena Tuhan sama sekali tidak berutang budi kepada Yakub. Hal ini sangat disadari oleh Yakub, sehingga sesudah berdamai dengan Esau, ia segera mendirikan mezbah bagi Tuhan sebagai ungkapan rasa syukur atas kebaikan Tuhan (33:20).

Hanya Tuhan yang berkuasa untuk mengubah hati Esau yang penuh kebencian terhadap Yakub—adiknya sendiri—menjadi hati yang penuh kasih, seperti yang telah dijanjikan-Nya kepada Yakub. Sungguh, Allah kita adalah Allah yang setia dalam memegang teguh janji-Nya kepada semua anak-Nya—suatu penghiburan sejati bagi kita semua. Soli Deo Gloria! [Sung]