GKY Sydney Transformational Church - Transforming People To Transform World

View Original

Sumber Segala Berkat dan Kebahagiaan (Tahun Baru Imlek)

Bacaan Alkitab hari ini:

Mazmur 16

Imlek adalah hari raya utama dalam tradisi budaya Tionghoa. Bagi orang Tionghoa, Imlek bertepatan dengan pergantian musim dari musim dingin ke musim semi, saat bumi dan segala isinya mengalami pemulihan. Pada musim semi, tumbuh-tumbuhan kembali bermekaran. Masa menabur dan masa panen berulang kembali. Segala yang dianggap “sial” di tahun sebelumnya telah berlalu. Semua yang lama tersingkir. Di tahun yang baru, muncullah harapan baru. Dengan harapan akan memperoleh berkat di tahun yang baru, semua orang saling memberi salam dan mengucapkan kata-kata berkat setiap kali bertemu dengan sesama di hari raya Imlek. Harapan dan berkat tahun baru diungkapkan dengan pelbagai kebiasaan dan upacara yang khas di setiap daerah. Selama perayaan Imlk, orang tua sangat pantang terhadap istilah yang berkaitan dengan “mati”. Penyembelihan hewan serta memecahkan barang tidak diizinkan karena hal tersebut dianggap tidak menguntungkan dan merupakan pertanda buruk. Namun, terlepas dari apa pun pandangan terhadap ritual kebudayaan yang ada, pengharapan orang Kristen tentang “berkat serta kebahagiaan” tidak berkaitan dengan pantangan pada hari raya serta upacara tradisi. Berkat serta kebahagiaan orang Kristen hanya terletak pada iman kepercayaan kita kepada Allah.

Mazmur 16 adalah Mazmur yang ditulis oleh Daud di padang gurun Zif saat nyawanya terancam oleh Saul. Walaupun terkungkung di bawah kondisi yang sangat sulit, Daud tetap bersandar pada Allah, sehingga ia bisa bersukacita dalam kesusahan serta menyakini bahwa Allah akan “memberitahukan kepadaku jalan kehidupan” (16:11a) yang meluputkan dia dari maut. Dari mana kita mengetahui jalan kehidupan itu? Bagaimana orang Kristen dapat bersandar pada Allah untuk mewujudkan berkat serta kebahagiaan hidup? Pertama, kita harus memandang ke atas, yaitu kepada Allah yang menjadi sandaran kita satu-satunya. “Tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!” (16:2b). Kedua,kita harus memandang ke sekeliling kita. Allah menguduskan orang yang takut akan Dia, sehingga kita bisa berkata, “Orang-orang kudus yang ada di tanah ini, merekalah orang mulia yang selalu menjadi kesukaanku.” (16:3). Ketiga, kita harus memandang ke depan. “Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.” (16:11). [HXH]