Pemulihan Relasi
Bacaan Alkitab hari ini:
Matius 1
Injil Matius dimulai dengan silsilah Yesus Kristus, mulai dari Abraham sampai Yusuf. Silsilah ini memaparkan bahwa Yesus Kristus menggenapi nubuat Perjanjian Lama tentang Sang Mesias sebagai keturunan Daud (Lihat 2 Samuel 7:12 – Nubuat dalam ayat ini mempunyai dua penggenapan, yaitu penggenapan saat itu pada diri raja Salomo serta penggenapan menyangkut masa depan pada diri Yesus Kristus). Matius juga mengungkapkan bahwa Tuhan Yesus menggenapi nubuat tentang kelahiran Sang Mesias dari seorang perawan (Kata yang diterjemahkan sebagai “perempuan muda” dalam Yesaya 7:14 berarti perempuan muda secara umum. Akan tetapi, menurut tradisi, kata itu menunjuk kepada seorang “perawan”). Dalam Injil Matius, disebutkan bahwa Tuhan Yesus lahir dari rahim Maria, seorang perawan yang telah bertunangan dengan Yusuf dan yang menjaga keperawanannya sampai Yesus Kristus lahir (1:25).
Mengapa Tuhan Yesus datang ke dalam dunia? Malaikat berkata, “... karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Matius 1:21). Dosa merupakan masalah serius bagi Allah karena dosa merusak relasi Allah dengan manusia yang tidak lagi menginginkan Allah menjadi pusat hidupnya. Ciptaan yang seharusnya hidup mengikuti aturan main Sang Pencipta malah ingin mengatur Sang Pencipta sesuai dengan keinginannya. Manusia telah memberontak kepada Allah sehingga layak dihukum. Konsekuensi dosa adalah maut. Usaha manusia untuk membenarkan diri dan kembali kepada Allah melalui perbuatan baik, moralitas, dan agama tidak bisa meniadakan konsekuensi dosa, karena Allah menuntut kesempurnaan. Syukurlah bahwa Allah, Allah tidak hanya mengutus para nabi untuk menyatakan kasih dan keadilan-Nya, tetapi Allah sendiri—hadir ke dalam dunia melalui Yesus Kristus untuk menyatakan kasih-Nya kepada manusia berdosa.
Tuhan Yesus datang untuk memulihkan kembali relasi antara manusia dengan Allah yang telah rusak. Apakah relasi Anda dengan Allah telah pulih? Apakah kehadiran Allah dalam hidup Anda telah memberi kepuasan terbesar, sehingga Anda menginginkan Allah lebih dari apa pun atau siapa pun yang ada di dunia ini? Perkataan “Allah menyelamatkan manusia dari dosa” berarti bahwa Allah memulihkan relasi dengan manusia yang sebelumnya telah rusak, sehingga manusia dapat mengalami Allah—sumber kepuasan hidup sejati—dan memuliakan Dia. [FL]