GKY Sydney Transformational Church - Transforming People To Transform World

View Original

Kami Tidak Tawar Hati

2 Korintus 4

Bila Rasul Paulus hanya memperhatikan kesulitan yang harus dia ha-dapi dalam pelayanan, dia pasti tawar hati! Dia sudah merintis dan membangun gereja di kota Korintus dengan susah payah. Akan tetapi, sesudah ia meninggalkan kota itu dan melanjutkan perjalanan misi ke kota lain, muncul banyak masalah di sana. Ada guru-guru palsu yang ajarannya menyesatkan. Ada pula permasalahan moral yang memalu-kan. Dia juga mengalami penindasan, penganiayaan, bahkan ancaman kematian (4:8, 9, 11). Sekalipun demikian, ada dua hal yang membuat Rasul Paulus tidak tawar hati: Pertama, dia tidak tawar hati karena dia mengalami kemurahan Allah (4:1). Dia mengakui bahwa kekuatannya dalam menanggung penderitaan berasal dari Allah (4:7). Walaupun mengalami penindasan, ia tidak terjepit. Walaupun kadang-kadang ia tidak mengerti lagi apa yang harus ia lakukan (menghadapi jalan buntu), ia tidak putus asa (4:8). Nampaknya, masalah yang dihadapi Rasul Paulus dibatasi oleh Tuhan (4:9, bandingkan dengan kisah Ayub dalam Ayub 1-2). Kedua, dia tidak tawar hati karena ia tidak mau membiarkan pandangannya terarah pada masalah nyata yang sedang ia hadapi saat ini saja, melainkan ia menujukan perhatiannya pada kemuliaan kekal yang disediakan Allah sesudah penderitaan yang bersifat sementara ini berlalu (4:16-18). Perhatikan bahwa dengan mengingat kemuliaan kekal yang akan diterimanya kelak, permasalahan berat yang dihadapi Rasul Paulus saat ini menjadi terasa sebagai penderitaan ringan (4:17).

Apakah saat ini, Anda sedang melaksanakan pelayanan yang terasa berat? Apakah saat Anda melayani, Anda mengalami ketidakadil-an atau kegagalan atau respons yang menyakitkan? Bila pengalaman hidup Anda terasa pahit, ingat kembali kemurahan Allah yang pernah Anda alami! Cobalah untuk mendaftarkan hal-hal baik yang telah Allah izinkan terjadi dalam hidup Anda di masa lampau. Selanjutnya, pikir-kanlah kemuliaan yang disediakan Allah bagi setiap orang yang telah bersusah payah melayani Dia! Sadarilah bahwa bila kita menujukan perhatian kita pada masalah yang sedang kita hadapi saja, kita bisa melupakan Allah yang bersedia dan mampu menolong kita. Mulailah mengandalkan kekuatan Allah dan menanamkan keyakinan bahwa, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Filipi 4:13). [GI Purnama]