GKY Sydney Transformational Church - Transforming People To Transform World

View Original

Memahami Batas Pelayanan

2 Korintus 10:12-18

Rasul Paulus adalah seorang hamba Tuhan senior. Sekalipun demi-kian, dia tidak mau membanggakan dirinya atau membanggakan pelayanannya. Dia beranggapan bahwa membandingkan diri sendiri dengan orang lain (supaya bisa membanggakan diri atau dipuji oleh orang lain) merupakan suatu kebodohan (10:12). Satu-satunya kebang-gaan yang patut hanyalah bila kita dipuji Tuhan (10:18). Kita akan mendapat pujian dari Tuhan bila kita setia mengerjakan pelayanan yang ditugaskan Tuhan kepada diri kita. Bagi Rasul Paulus, Tuhan sudah menetapkan batas-batas pelayanannya, dan dia harus setia melakukan tugas tersebut (10:13-16).

Mengapa kita perlu memusatkan perhatian kita kepada tanggung jawab yang telah diberikan Tuhan kepada kita? Pertama, kita harus memusatkan perhatian pada tanggung jawab yang Allah percayakan kepada kita karena kita harus mempertanggungjawabkan pelayanan kita kepada Tuhan (5:10). Tuhan sudah memberikan karunia-karunia rohani kepada setiap orang percaya, dan karunia-karunia tersebut harus digunakan untuk kepentingan bersama, sesuai dengan tujuan Allah bagi diri kita masing-masing (Roma 12:3-8; 1 Korintus 12:7-11). Kedua, kita tidak perlu membandingkan diri kita dengan orang lain karena setiap orang percaya bertanggung jawab secara pribadi di hadapan Allah (1 Korintus 12:28-30). Dalam melaksanakan tanggung jawab kita, kiita harus bekerja sama dengan orang lain untuk melakukan pelayanan bersama (Efesus 4:16), tetapi kerja sama itu bukanlah suatu kompetisi. Perlu selalu diingat bahwa tujuan pelayanan bukanlah kesuksesan diri sendiri, melainkan kemuliaan Tuhan. Ketiga, membandingkan pelayanan kita dengan orang lain hanya membangkitkan kebanggaan diri (bila pelayanan kita lebih berhasil) atau rasa rendah diri (bila pelayanan orang lain lebih baik daripada pelayanan kita), dan kedua hal itu merupakan racun yang akan merusak pelayanan kita.

Apakah Anda memahami batas-batas pelayanan yang telah Allah percayakan kepada diri Anda dan apakah Anda telah bertanggung jawab melaksanakan tugas tersebut? Apakah Anda merasa puas terhadap batas-batas pelayanan yang telah Allah percayakan kepada diri Anda, sehingga Anda berjuang dengan sukacita dan dengan ketulusan untuk melaksanakan tanggung jawab Anda? [GI Purnama]