Pengharapan di Tengah Tekanan
Bacaan Alkitab hari ini:
Ayub 12-14
Dalam bacaan Alkitab hari ini, Ayub mengutarakan kekesalannya terhadap nasihat yang diberikan sahabat-sahabatnya. Kekesalan Ayub disebabkan karena pemahaman para sahabatnya tentang dirinya salah dan nasihat yang disampaikan para sahabatnya hanya didasari pada pemahaman tentang hal-hal umum yang sudah dia mengerti (12:3). Pemahaman Ayub tentang kemahakuasaan dan hikmat Allah tidak kalah bila dibandingkan pemahaman teman-temannya. Ayub berkata, “Apa yang kamu tahu, aku juga tahu, aku tidak kalah dengan kamu.” (13:2). Nasihat yang diberikan para sahabatnya adalah nasihat keliru yang sama sekali tidak bermanfaat. Ayub menyebut para sahabatnya sebagai “tabib palsu” (13:4) karena nasihat yang mereka berikan tidak menyelesaikan masalah. Ayub yakin bahwa dirinya tidak bersalah (13;18), sehingga tuduhan dan nasihat yang disampaikan para sahabatnya merupakan tuduhan dan nasihat yang salah alamat sehingga pantas disebut sebagai “amsal debu” (13:12).
Maksud perkataan Ayub dalam 13:15 merupakan bahan perdebatan para ahli Perjanjian Lama. Dalam terjemahan Alkitab versi ayat tersebut diterjemahkan menjadi, “Sekalipun Allah akan mencabut nyawaku, aku akan tetap mempercayakan diriku kepada-Nya; aku hendak menghadap Allah untuk mengadukan perkaraku kepada-Nya.” Dengan perkataan Lain, penderitaan yang dialami Ayub tidak membuat ia kehilangan iman. Di satu sisi, Ayub tetap mempercayai Allah, apa pun yang terjadi. Keyakinan bahwa dirinya tidak bersalah membuat Ayub berani memperjuangkan kelakuannya di hadapan Allah. Di sisi lain, Ayub sadar bahwa waktu hidup manusia itu terbatas. Penderitaan yang hebat membuat ia menanti datangnya kematian (pasal 14). Dalam hidup kita, kita tidak akan bisa bebas dari keadaan seperti yang dialami Ayub. Kita mungkin saja mengalami kegagalan, kehilangan, kekecewaan, penyakit, dan kematian. Sekalipun demikian, kita tetap harus memiliki pengharapan yang didasarkan pada kasih dan keadilan Allah. Bila Anda mengalami penderitaan atau Anda melihat orang lain sedang menderita, berhati-hatilah dalam menilai penderitaan itu. Waspadalah agar penderitaan tidak membuat Anda kehilangan iman. Mintalah hikmat Tuhan bila Anda hendak menghibur atau menasihati orang lain yang sedang menderita. [P]