GKY Sydney Transformational Church - Transforming People To Transform World

View Original

Meterai Ketujuh dan Empat Sangkakala Pertama

Bacaan Alkitab hari ini:

Wahyu 8

Pasal 8 melanjutkan cerita mengenai pembukaan meterai. Dibukanya meterai ketujuh berarti seri tujuh meterai ditutup, dan sekaligus dibuka seri baru penglihatan tentang penderitaan, penghukuman Allah, perlindungan Allah, dan ketekunan orang percaya di tengah penderitaan (pasal 8-11). Ketika meterai ketujuh dibuka, timbul keheningan yang sangat dalam (8:1). Ini seperti suatu pause (jeda) untuk merenungkan apa yang terjadi, atau suatu gambaran mengenai ketenangan saat doa orang percaya dinaikkan kepada Allah yang di sorga (8:4). Doa-doa ini, seperti di pasal 6, adalah doa orang-orang percaya yang meminta Allah bertindak untuk membela mereka dan menyatakan penghakiman-Nya atas bumi ini (8:3-5).

Pembukaan meterai ketujuh juga memunculkan rangkaian penglihatan baru, yakni tentang peniupan sangkakala (terompet perang) oleh tujuh malaikat. Ketika sangkakala pertama hingga keempat ditiup, diperlihatkanlah kerusakan parah (“sepertiga”) yang terjadi di atas bumi. Lihatlah dengan teliti bagaimana gambaran yang dipakai untuk melukiskan kerusakan terhadap tumbuhan, lautan, sumber air minum, bahkan kerusakan pada matahari dan bulan yang menyebabkan terjadinya anomali cuaca (8:7-13). Semua ini menggambarkan betapa bumi telah rusak dan tercemar oleh dosa manusia. Kehidupan di bumi menjadi sangat sulit dan pahit. Perhatikan bahwa hal ini terjadi hanya pada “sepertiga” bumi, tidak seluruhnya. Mengapa?Renungkanlah: Kuasa dan kasih Allah juga sedang beroperasi di dunia. Dosa merusak bumi, tetapi tidak menguasai bumi karena kasih dan kuasa Allah di dalam Kristus telah dinyatakan dan bertumbuh di dalam dunia ini. Allah Sang Pencipta dan Penyelamat masih duduk di atas takhta-Nya! [AH]

Wahyu 4:2-3
“Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang. Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-demilang bagaikan zamrud rupanya.”