Penglihatan tentang Allah di Atas Takhta-Nya
Bacaan Alkitab hari ini:
Wahyu 4
Pasal 4 mulai menceritakan penglihatan Yohanes—yang digambarkan dengan berbagai simbol—tentang apa yang akan terjadi (4:1). Yang pertama-tama dia lihat adalah Allah yang duduk di atas takhta-Nya. Di tengah kekacauan dunia, Yohanes melihat Allah sebagai Raja yang berdaulat, penuh kemuliaan, dengan nyala api Roh Kudus di hadapan-Nya. Allah yang mulia ini dikelilingi oleh dua puluh empat tua-tua yang mengenakan mahkota kemenangan. Mereka adalah lambang seluruh umat Allah Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Selain itu, ada empat makhluk yang mewakili seluruh ciptaan Allah. Kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu mengungkapkan kekekalan dan kekudusan Allah melalui pujian dan penghormatan yang tak henti-hentinya (4:3-11). Ketika pujian-pujian dipersembahkan, kedua puluh empat tua-tua itu turun dari takhta mereka, melemparkan mahkota, dan tersungkur di hadapan Allah—Sang Pencipta dan Raja semesta. Mereka merasa tidak layak duduk di atas kursi kehormatan karena hanya Allah yang layak menerima puji-pujian dan hormat. Itulah ibadah kepada Allah! Segenap umat dan segenap ciptaan melihat kepada Allah dengan fokus yang jelas kepada Allah yang memegang kendali kehidupan kita, walaupun kelihatannya dunia dan sejarah manusia terus bergolak.
Allah adalah Pencipta, sekaligus Raja atas ciptaan-Nya. Bagaimana respons manusia yang sepantasnya kepada Allah? Segala hormat dan pujian harus dikembalikan hanya kepada Allah! Prestasi dan kehormatan kita sebagai umat Allah harus menjadi sarana bagi penghormatan kepada Allah. Allah harus disanjung! Umat Allah adalah umat yang senantiasa tersungkur di hadapan takhta Allah dan menyembah Dia selama-lama-Nya. [AH]
Wahyu 4:11
“Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.”