Dua Saksi dan Nyanyian Kemenangan
Bacaan Alkitab hari ini:
Wahyu 11
Pasal 11:1-14—yang masih membahas interval antara sangkakala keenam dan ketujuh—mengungkapkan tentang dua orang saksi Allah yang setia bersaksi di tengah perlawanan dunia terhadap Allah (11:1-2), sampai akhirnya mereka mati martir (11:3-10). Akan tetapi, kemudian Allah akan membangkitkan mereka (11:11-14). Perhatikan gambaran perlawanan terhadap Allah, yaitu bahwa Bait Allah dan Kota Suci Allah diinjak-injak selama 42 bulan atau 3½ tahun (ungkapan untuk waktu yang terbatas) atau 1260 hari. Selama 1260 hari, ada saksi-saksi Allah yang terus bersaksi, walaupun penuh kesulitan (11:2-3). Gambaran tentang 2 orang saksi dalam ayat 4-6 itu sangat mirip dengan Elia dan Musa. Mereka adalah teladan bagi para pengikut Kristus agar berani menghadapi para nabi palsu dan pemerintah yang kejam, sekalipun akhirnya mereka harus berkorban nyawa (11:7-11). Seperti halnya Elia dan Musa yang dipermuliakan Allah, demikianlah setiap pengikut Kristus akan dibangkitkan dan dipermuliakan (11:11-14).
Bagian ini ditutup dengan peniupan sangkakala ketujuh (11:15). Bagi orang percaya, tiupan sangkakala itu adalah suara kemenangan dan kebahagiaan. Karena itu, selanjutnya terdengar suara pujian kepada Allah. Seluruh umat Allah tersungkur di hadapan Allah sambil mengakui bahwa Allah adalah Penguasa atas bumi dan atas sejarah manusia (11:15-19). Nyanyian kemenangan adalah milik mereka yang mau setia sampai akhir. Mereka bisa setia sampai akhir karena mereka beriman dan tahu bahwa Allah memegang sejarah hidup mereka.Apakah berkembangnya kejahatan dan ketidakpastian politik membuat Anda merasa cemas? Ingatlah bahwa bila kita berpaut kepada Allah, tidak ada kejahatan atau kekuasaan yang cukup besar yang dapat merenggut kita dari tangan Allah. [AH]
Wahyu 11:15
Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakalanya, dan terdengarlahsuara-suara nyaring di dalam sorga, katanya: “Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita d an Dia yang diurapi-Nya, dan Iaakan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.”