Kesehatan Emosi (Pra-Reformasi)
Bacaan Alkitab hari ini:
Kejadian 1:26; Efesus 4:26-27
Banyak orang Kristen mengesampingkan aspek emosi/perasaan saat mengambil keputusan. Perasaan dicurigai sebagai sesuatu yang tidak objektif. Dalam beberapa kasus, orang Kristen diminta menekan perasaannya untuk menghindarkan diri dari dampak negatif. Tentu saja hal ini ada benarnya. Walaupun perasaan (emosi) seseorang berubah-ubah, emosi itu penting. Dalam bukunya, Pengudusan Emosi(halaman 362), Pdt. Stephen Tong berkata, “Kita tidak boleh menolak atau membuang semua emosi yang ada. Setiap unsur emosi yang berbeda-beda tersebut berasal dari Tuhan Allah. Allah yang telah mengaruniakan emosi kepada manusia, yang menyebabkan manusia menjadi makhluk yang emosional, .… Emosi manusia sedemikian limpah di dalam segala aspeknya, serta mengandung unsur-unsur yang memungkinkan manusia untuk bekerja sama dengan rencana kekal Allah.”
Alkitab tidak mengabaikan kondisi emosi kita. Dalam Kejadian 1:26, Allah berfirman, “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita.” Di samping memperlihatkan bahwa Allah menciptakan manusia segambar dan serupa dengan diri-Nya, ayat ini juga memperlihatkan kualitas kesempurnaan manusia sebagai ciptaan Allah: Dalam skala tertentu, manusia memiliki apa yang Allah miliki, yaitu pikiran dan perasaan yang menghasilkan kehendak. Tuhan bukan hanya menempatkan pikiran dalam diri manusia untuk dapat memilih yang benar sesuai dengan kehendak khalik-Nya, tetapi juga memberikan perasaan untuk menikmati kasih Tuhan, sehingga manusia dapat merespons dengan mengasihi Tuhan. Manusia dapat mengasihi sesamanya secara benar jika ia sudah mengalami kasih Tuhan dan mengasihi dirinya sendiri dengan benar.Apakah Anda telah mengelola emosi/perasaan Anda dengan benar? [MN]
Markus 3:5; Lukas 10:21; Yohanes 11:35
“Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah…”; “Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus…”;“Maka menangislah Yesus.”