Oh, Alangkah Manisnya Hikmat Allah!
Bacaan Alkitab hari ini : Amsal 9
Di pasal 9, sang guru hikmat mengontraskan wanita berhikmat dengan wanita bebal sebagai kontras antara hikmat dengan kebodohan atau kebebalan. Hikmat itu kokoh (“menegakkan” rumahnya dengan “ketujuh tiang”) dan di dalamnya ada kelimpahan yang dipersiapkan dengan baik (seperti “ternak”, “sembelihan”, “anggur”, “hidangan”, “roti”). Hikmat terus aktif berseru di berbagai tempat (“pelayan-pelayan perempuan telah disuruhnya berseru-seru”) dan mengundang setiap orang untuk belajar hikmat dan menikmati kelimpahan. Guru hikmat mengingatkan kita bahwa untuk menjadi bijak, kita harus memiliki “hati yang takut akan Tuhan” dan terus mengenal Dia. Orang bodoh tidak dapat menerima (bahkan mencemoohkan) hikmat karena tidak memiliki “hati yang takut akan Tuhan”. Sebaliknya, orang bijak semakin bijak karena terus belajar menerima segala kelimpahan hikmat itu sendiri, dan upahnya adalah dia mendapatkan “hidup” (6:6).
Berbeda dengan gambaran wanita berhikmat, wanita bebal tak punya “pengalaman”, “tak tahu malu”, dan pemalas. Walaupun dia berseru dan mengundang orang ke rumahnya, dia melakukannya tanpa beranjak (“di atas kursi”, 9:14). Di rumahnya tak ada kelimpahan. Dia tak membuat persiapan yang baik. Yang dia miliki adalah hasil perbuatan tidak benar (seperti “roti curian”). Guru hikmat mengingatkan agar kita berlaku bijaksana dengan tidak berlaku bodoh. Hanya orang kurang berpengalaman dan “tidak berakal budi” yang terpengaruh. Berbeda dengan undangan hikmat yang membawa setiap orang menikmatinya, undangan kebebalan membawa setiap orang yang tidak mempunyai hati “yang takut akan Tuhan” ke dalam “sheol” (“dunia orang mati”). Apakah Anda rindu menikmati hikmat dan kelimpahannya? [A]