Meminta Petunjuk Allah atau Hanya Meminta Persetujuan?
Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 42-43
Doa seharusnya menjadi kemudi, sarana mencari tahu kehendak Allah tentang kemana hidup kita menuju. Sayang, doa sering seperti ban serep (cadangan), yang hanya dipakai jika ada masalah di tengah jalan. Sikap Yohanan bin Kareah dan sisa rakyat Yehuda di pasal ini amat buruk. Mereka meminta Yeremia berdoa mencari kehendak Tuhan tentang apa yang harus mereka lakukan dan kemana mereka harus pergi, bahkan mereka berjanji untuk taat (42:1-6). Sayangnya, nampak bahwa mereka meminta Yeremia berdoa sambil berjalan menuju Mesir (41:16-18). Jawaban doa Yeremia menegaskan kehendak Tuhan sejak awal—yaitu ada berkat jika mereka tetap tinggal di Yehuda, namun ada kutuk jika mereka mencari keselamatan di Mesir (42:7-19)—sekaligus membongkar kepalsuan doa yang dari luar nampak tulus (42:20-22). Sikap para pemimpin yang menolak jawaban doa dan memutuskan melanjutkan perjalanan ke Mesir itu lebih buruk dari sikap memperlakukan doa seperti ban serep (43:1-7). Oleh karena itu, Tuhan menyuruh Yeremia menubuatkan kekalahan Mesir oleh Babel. Gelombang kehancuran akan menimpa Mesir dan semua orang yang mengandalkan Mesir (43:8-13). Yang indah adalah bahwa Tuhan masih menjawab doa yang tidak tulus ini, yang dinaikkan saat mereka sudah berjalan mendekati Mesir. Hingga detik terakhir, Tuhan terus memberi mereka kesempatan bertobat, berbalik arah kembali ke Yehuda.
Allah rindu menyingkapkan kehendak-Nya pada umat-Nya. Jangan berdoa meminta Allah menyetujui keputusan besar Anda. Berdoalah sebagai bagian dari proses mencari tahu dan menaati rencana besar Allah bagi kehidupan Anda dan melalui kehidupan Anda. [ICW]